Berita Badung
Sampah Kembali Muncul di Sejumlah Pantai Wilayah Badung Hingga 23 Ton, DLHK Turunkan Ratusan Petugas
Pasalnya pada Minggu 21 Maret 2021, sampah pantai kembali menumpuk di bibir pantai di Badung, seperti di wilayah Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Ternyata sampah pantai di Kabupaten Badung belum sepenuhnya reda.
Pasalnya pada Minggu 21 Maret 2021, sampah pantai kembali menumpuk di bibir pantai di Badung, seperti di wilayah Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan.
Besar dugaan sampah kembali muncul akibat hujan lebat yang terjadi beberapa hari terakhir.
Sehingga sampah kembali muncul ke permukaan.
Baca juga: Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Galungan dan Kuningan, Ini yang Dilakukan Pemkab Badung
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) pun harus kembali berperang melawan sampah pantai.
Bahkan sampah pantai yang didapat dari hasil pembersihan mencapai 23 ton.
Pada proses pembersihan, DLHK Badung juga menerjunkan ratusan tenaga kebersihan untuk membersihkan pantai di Gumi Keris.
Selain petugas kebersihan, pihak swasta juga ikut dan beberapa komunitas yang ada di Bali.
Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLHK Badung, A.A Gede Agung Dalem tak menampik beberapa sampah kembali mengotori kawasan pantai di Badung.
Bahkan, akunya, pada Minggu 21 Maret 2021 terdapat volume sampah yang dari keseluruhan mencapai 23 ton.
"Sampah kembali merapat ke pantai sejak kemarin. Kemungkinan terjadi akibat hujan lebat yang menghanyutkan sampah dari daratan ke pantai," ucap Gung Dalem.
Gung dalem menambahkan, dari keseluruhan volume sampah mencapai 23 ton atau setara dengan 11,5 truk.
Hanya saja sampah paling banyak terdapat di pantai Kuta dan Jimbaran.
"Untuk Pantai Kuta dan Jimbaran masing-masing kami kumpulkan sampahnya sebanyak 5 truk.
Bergerak ke utara di Pantai Petitenget hanya setengah truk sedangkan di Pantai Pererenan mencapai 1 truk," jelasnya.
Baca juga: Minat Budidaya Ikan Air Tawar Tinggi, Dinas Perikanan Badung Akui Kewalahan Penuhi Permintaan Bibit