Berita Klungkung
Anak Putus Sekolah di Klungkung Mencapai 206 Orang, Tertinggi di Nusa Penida
Angka siswa tidak bersekolah di Kabupaten Klungkung, Bali mencapai 206 orang, tersebar di 4 Kecamatan di Klungkung.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
" Ujian kesetaraan untuk tahun ini dilaksanakan bulan April. Karena pandemi, teknis ujiannya masih kami rancang. Tapi karena keterbatasan fasilitas, ujian kesetaraan kemungkinan besar akan luring (luar jaringan) dengan menerapkan protokol kesehatan," ungkap Sujana.
Angka anak tidak sekolah atau putus sekolah di Klungkung sempat menjadi sorotan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat melakukan tinjauan ke Desa Besan, Klungkung, Minggu 21 Maret 2021.
Saat perhatian Suwirta tertuju pada sosok remaja pria usia sekolah, berambut gondrong dan mengenakan anting pada kedua kupingnya, Suwirta pun memanggil remaja tersebut dan mengajaknya berbincang.
Dalam perbincangan itu, remaja tersebut mengaku bernama Nengah Sudarma (16).
Ia telah putus sekolah saat duduk di bangku kelas 8 SMP dan berasal dari keluarga kurang mampu.
Mendengar cerita Sudarma, Suwirta pun menasihatinya agar kembali melanjutkan sekolah jika situasi sudah normal.
Karena jika hanya berbekal ijazah SD, maka tidak akan mampu bersaing di dunia kerja apalagi di era seperti sekarang.
" Hal-hal seperti inilah yang akan menyebabkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi rendah dan akan menumbuhkan angka kemiskinan yang baru," ujar Suwirta.
Mengantisipasi hal itu, dirinya langsung memerintahkan perangkat Desa Besan untuk mendata warganya yang mengalami putus sekolah.
Menurutnya putus sekolah tidak hanya dikarenakan oleh faktor ketidakmampuan pihak keluarga, namun juga akibat pergaulan dan tidak adanya dorongan untuk mengarahkan anak untuk belajar di sekolah.
"Perangkat desa saya minta supaya secepatnya mendata anak-anak kita yang mengalami putus sekolah. Selanjutnya mengikutsertakan siswa putus sekolah dalam program belajar kejar paket C," tegas Suwirta. (*)
Berita lainnya di Berita Klungkung