Korea Utara
Selundupkan Kayu ke China, Koruptor Korea Utara Ditembak Mati di Depan Umum
Koruptor bernama Kang dijatuhi hukuman berat karena melanggar perintah Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
TRIBUN-BALI.COM, PYONGYANG - Otoritas Korea Utara belum lama ini menembak mati seorang manajer pemerintahan di depan umum.
Menurut laporan Daily NK Rabu 24 Maret 2021, Manajer Kantor Kehutanan di Provinsi Chagang itu menyelundupkan kayu ke China selama lima tahun terakhir. Uangnya untuk memperkaya diri sendiri.
Koruptor bernama Kang dijatuhi hukuman berat karena melanggar perintah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Menurut pengumuman oleh kantor kehutanan Kabupaten Chosan, manajer kantor kehutanan, keluarga mereka, dan pejabat dari pemerintah kabupaten dan provinsi menghadiri eksekusi seorang pria berusia 50-an bernama Kang."
Baca juga: Korea Utara Tak Pernah Menanggapi Telepon dari Pemerintahan Joe Biden
Baca juga: Suka Duka Gadis Pembelot Korea Utara, Harus Belajar Pakai Ponsel dan ATM
Demikian pernyataan seorang sumber epada Daily NK 19 Maret 2021.

"Dia adalah manajer dari kantor kehutanan setempat," jelas sumber itu.
Menurut sumber, Kongres Partai Kedelapan mengungkap skandal korupsi yang dilakukan Kang selama lima tahun terakhir.
Selanjutnya kantor kejaksaan provinsi setempat melakukanpemeriksaan ke Kantor Kehutanan Chosan.
Kantor Kehutanan Chosan bertugas menghasilkan kayu untuk mendukung pertambangan Batubara Jikdong di Sunchon, Provinsi Pyongan Selatan.
Namun, hasil pemeriksaan mengungkap dinas ini bahkan gagal memenuhi 50 persen dari targetnya.
Sebanyak tujuh orang dari departemen inspeksi ekonomi kantor kejaksaan provinsi menemukan Kang mengirim kayu ke perbatasan Wiwon.
Kayu-kayu itu kemudian diselundupkan ke China. Kang menggunakan uang hasil korupsi itu untuk menyekolahkan ketiga anaknya di universitas bergengsi di Pyongyang.
Baca juga: Aturan Covid-19 di Korea Utara Terlalu Ketat, Banyak Warga Dilaporkan Tengah Kelaparan
Dia juga membeli apartemen mewah senilai 100.000 dolar AS atau sekira Rp1,4 miliar di ibu kota negara itu agar bisa tinggal di sana.
Alhasil Kang ditahan kejaksaan provinsi dengan tuduhan menyelundupkan kayu untuk keuntungan pribadi dan tidak memenuhi rencana ekonomi rakyat.
Namun tuduhan terhadap Kang tidak cukup sampai di situ saja.
Kejaksaan juga mendakwa Kang atas kejahatan yang lebih fatal, yakni melanggar perintah dari Kim Jong Un.
Pada tahun 2015, Kim Jong Un mendeklarasikan dimulainya "pertempuran restorasi hutan".
Dia memberikan perintah untuk menanam kembali sepuluh pohon untuk satu pohon yang ditebang.
Kang dikritik karena melanggar perintah Pemimpin Tertinggi.
Apalagi dia menebang pohon dalam jumlah yang banyak tanpa menanam kembali, sehingga tanah di hutan itu tandus.
Otoritas Korea Utara menganggap Kang melakukan pelanggaran serius karena mengkhianati Kim Jong Un.
Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengeksekusi Kang secara terbuka untuk dijadikan contoh kepada pejabat lain di provinsi tersebut termasuk yang ada di kantor kehutanan.
"Kementerian Jaminan Sosial provinsi melakukan eksekusi publik dengan menembakkan tiga puluh butir peluru tanpa ampun ke Kang," kata sumber itu.
"Mereka melakukannya untuk memancing lebih banyak ketakutan di antara orang-orang."
Setelah kantor kejaksaan menangkap suaminya, istri Kang bunuh diri.
Ketiga anak mereka diasingkan dari Pyongyang dan ditempatkan di pertanian terpisah di Dokchon, Provinsi Pyongan Selatan.
Nahasnya kedua anak laki-laki Kang digugat cerai oleh istri mereka sebelum berangkat ke pengasingan.
Namun putri Kang dilaporkan ditemani oleh suaminya setelah pria itu berjanji tidak akan menceraikannya.
"Penduduk setempat mengatakan bahwa beruntung (kantor kejaksaan) tidak mengirim mereka ke kamp penjara politik," kata sumber itu.
Masih menurut penuturan sumber, semua aset Kang juga telah disita negara.
Ikuti berita terkait Korea Utara
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Koruptor Korea Utara Ditembak Mati Depan Umum, Anak Diasingkan ke Desa hingga Harta Disita Negara