Berita Denpasar

UPDATE Dugaan Pengusiran Pengunjung Pantai di Sanur, Kasatpol PP Denpasar: Kami Akan Tetap Monitor

Kasatpol PP Kota Denpasar, I Dewa Gede Anom Sayoga mengatakan apa yang disampaikan oleh Mirah di media sosialnya baru pengakuan sepihak

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Putu Supartika
Kasat Pol PP Kota Denpasar, Dewa Gede Anom Sayoga 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang warga atas nama Mirah Sugandhi diduga diusir oleh oknum satpam saat duduk di pantai, belakang salah Hotel di Sanur, Denpasar, Bali.

Kejadian ini terjadi pada Selasa, 23 Maret 2021 sore, dimana Mirah diusir saat sedang bermain bersama anaknya.

Terkait hal tersebut, Kasatpol PP Kota Denpasar, I Dewa Gede Anom Sayoga mengatakan apa yang disampaikan oleh Mirah di media sosialnya baru pengakuan sepihak.

Sehingga pihaknya mengaku akan memonitor kejadian tersebut.

Baca juga: UPDATE: Dugaan Pengusiran Pengunjung Pantai di Sanur, Ini Kata Kadis Pariwisata Denpasar

“Itu kan baru pengakuan sepihak, dan itu sebab akibat juga.

Mungkin dia berbuat apa sehingga ditegur, apa buang sampah, atau bisa saja berkerumun, jadi wajar ditegur,” kata Sayoga saat dihubungi, Rabu, 24 Maret 2021.

Sayoga pun mengatakan tidak mungkin ada pengusiran di Pantai Sanur.

“Saya kira tidak, karena saya sering ajak tamu luar daerah yang dinas ke Bali, saya ajak jalan ke pantai nggak ada yang mengusir, walaupun bukan tamu hotel,” kata Sayoga.

Sayoga juga mengaku belum tahu apa permasalahannya karena baru tahu dari media sosial.

Apalagi menurutnya medsos kadang dunia tipu menipu.

“Kami dari Satpol PP, sekecil apapun aduan kami tanggapi.

Ini belum aduan, baru info dari medsos, apalagi medsos ini kan banyak dunia tipu menipu,” katanya.

Jika nantinya hal itu memang benar, pihaknya pun mengaku akan melakukan komunikasi lebih lanjut. 

Dinas Pariwisata Denpasar Akan Turun ke Lokasi

Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani mengatakan, pihaknya akan mengambil tindakan.

Baca juga: Duduk di Pantai Belakang Salah Satu Hotel di Sanur Denpasar, Mirah Sugandhi Diusir Oknum Satpam

Pihaknya akan segera turun ke lokasi bersama Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kota Denpasar dan pihak desa setempat.

Pihaknya akan meminta keterangan lebih lanjut kepada pihak hotel.

Ia menambahkan, jika hal itu terbukti, maka ia mengatakan, tindakan yang dilakukan satpam tidak benar.

"Selama ini pantai dan laut di Kota Denpasar seluruhnya milik negara. Pihak pemilik hotel tidak bisa melarang warga. Sebab, pantai tersebut tidak dibatasi siapa yang berkunjung," kata Dezire, Rabu 24 Maret 2021.

Ia menambahkan bahwa pantai bukan milik hotel atau perorangan.

"Jika memang ada kesalahan dari satpamnya maka pemilik hotel agar mengingatkan kepada satpamnya. Jika memang pihak hotel yang memang menerapkan hal itu, kami akan memberikan pembinaan terlebih dahulu," katanya.

Kronologi Mirah Sugandhi Diusir Oknum Satpam

Postingan pemilik akun instagram @mirahsugandhi mendadak viral di beberapa akun media sosial.

Hal ini lantaran ia memposting tentang pengusiran dirinya saat duduk di pantai belakang salah satu hotel di Sanur, Denpasar, Bali, oleh oknum satpam setempat.

Kejadian ini ia alami pada Selasa 23 Maret 2021 sore.

Saat dihubungi via telepon, Mirah Sugandhi menuturkan, kronologi lengkap bagaimana ia diusir oleh oknum satpam hotel.

Selasa 23 Maret 2021 sore, Mirah Sugandhi (29) duduk di bibir pantai di depan salah satu hotel di Sanur bersama anaknya.

Baca juga: 2.471 Orang Divaksinasi Covid-19 pada Hari Kedua Vaksinasi di Sanur Denpasar

Saat ia sedang duduk sambil bermain pasir bersama anaknya, tiba-tiba oknum satpam hotel datang mendekatinya.

Satpam itu bertanya dengan ketus kepadanya menanyakan asalnya.

“Saya duduk-duduk di depan hotel mereka, duduk dekat air pantai, jauh dari kursi mereka. Ada satpam tiba-tiba datang nanya gini, ‘dari mana?’ Saya dari Sanur, kenapa pak?” kata Mirah menuturkan saat dihubungi Rabu 24 Maret 2021.

“Satpam itu bertanya lagi, ‘tamu di sini?’ Saya jawab, ‘bukan pak, kenapa memangnya kalau saya bukan tamu di sini?’ Terus dia jawab, ‘jangan duduk di sini di sana di pantai sebelah saja duduk’,”ucapnya.

Mirah pun kemudian bertanya kembali alasan tidak boleh duduk di pantai tersebut.

“Satpam tersebut menjawab, ‘pokoknya di pantai sebelah saja duduk kamu,’ digituan saya,” lanjutnya menuturkan.

Ia pun terus berdebat dengan satpam tersebut dan satpam tersebut terus memandanginya.

Melihat ibunya berdebat, anaknya yang masih berumur tiga tahun berlari mencari ayahnya yang sedang memancing.

“Anak saya takut dan lari cari bapaknya. Bapaknya lagi mancing dan anak saya lari bilang, ‘bapak, bapak’. Saya tidak sempat merekam karena saya menyusul anak saya, takutnya jatuh. Kalau saya sendiri saya bisa rekam,” katanya.

Ketika kejadian tersebut, Mirah tak langsung mengadukan hal itu kepada suaminya, namun ia baru mengatakannya saat berada di rumahnya.

“Saya takut kalau dibilang di pantai bisa ribut besar, saya tidak mau mengganggu aktivitas tamu di sana,” tuturnya.

Setelah diusir oleh satpam dirinya duduk di atas batu yang berada tak jauh dari sana.

Dari sana ia melihat ada yang duduk dan berenang-renang di pantai, namun tak diusir oleh satpam.

“Saya duduk di batu-batunya itu, saya lihat ada tamu di sana, yang mungkin tamunya. Itu duduk-duduk di sana, renang di sana nggak diapain sama satpamnya. Saya kan jadi berpikir, kok mereka bisa renang, sementara saya cuma duduk main pasir sama anak saya diusir,” kata perempuan asli Sanur yang menikah ke Buleleng ini.

Setelah kejadian tersebut, ia pun langsung mengirim pesan ke akun instagram hotel tersebut, akan tetapi belum mendapat tanggapan.

“Sebenarnya saya tidak ada masalah sama pemiliknya, tapi saya menyayangkan banget, kenapa satpam seperti itu perlakuannya ke saya. Mending satpamnya sopan, bilang ke saya permisi bu saya kerja di sini dan ada peraturan tidak boleh di sini mungkin saya masih oke karena dia cuma mengikuti perintah. Dari caranya ngomong, itu kan saya otomatis berpikir berarti pantai itu milik hotel,” katanya.

Ia mengaku sejak kecil sering ke sekitaran pantai ini.

"Saya tidak ada duduk di kursi dan fasilitas mereka dan pantainya tidak ada tulisan privat beach. Jadinya saya bebas duduk di sana. Saya tidak tahu ternyata tidak boleh duduk di sana," katanya.

"Saya asli Sanur, dari kecil main-main di pantai, tidak ada yang melarang olahraga di sana nyari kerang. Tiba-tiba digituin. Saya balik ke masa lalu saya, ipidan adi sing ada kene-kene nah, jani adi serem dini (dulu kok tidak ada begini, sekarang kok serem)," katanya. (*).

Artikel lainnya di Berita Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved