Kerajaan Inggris
Ratu Elizabeth Tolak Libatkan Harry dan Meghan Dalam Penanganan Tuduhan Rasisme di Istana
Sikap Ratu diambil di tengah kabar bahwa Istana Buckingham mungkin sedang mempertimbangkan untuk mempekerjakan seorang pejabat urusan keberagaman.
TRIBUN-BALI.COM, LONDON - Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris telah menolak tawaran dari Pangeran Harry dan Meghan Markle untuk terlibat dalam perombakan kondisi kerja di dalam Istana Kerajaan.
Menurut seorang pengamat Kerajaan Inggris seperti dikutip express.co.uk pada Senin 29 Maret 2021, sikap Ratu ini diambil di tengah kabar bahwa Istana Buckingham (kediaman Ratu Elizabeth II) mungkin sedang mempertimbangkan untuk mempekerjakan seorang pejabat urusan keragaman atau kebhinnekaan di istana.
Katie Nicholl, pengamat kerajaan dari media Vanity Fair, mengatakan kepada Entertainment Tonight bahwa Duke dan Duchess of Sussex (gelar Pangeran Harry dan Meghan) ingin terlibat dalam pembahasan tentang reformasi kondisi kerja di Istana.
Namun, Ratu Elizabeth dan seluruh keluarga kerajaan bersikukuh bahwa perubahan akan menjadi "urusan istana”, dan tidak melibatkan Harry – Meghan.
Baca juga: Akhirnya Yayasan Amal Berani Ungkap Kedermawanan Meghan, Donasinya Sempat Dianggap Hoaks
Baca juga: Sudah Minta Maaf 100 Kali, Tapi Meghan dan Harry TIdak Tanggapi; Kini Ayah Meghan Surati Oprah
“Harry dan Meghan sangat ingin terlibat dalam diskusi tentang bagaimana Istana bisa menjadi tempat kerja yang lebih beragam,” kata Nicholl.
"Tapi perasaan saya, perubahan akan ditangani sendiri. Ini diurus oleh anggota istana dengan pengawasan Ratu dan anggota Keluarga Kerajaan. Pada dasarnya ini adalah operasi istana,” imbuh Nicholl.
"Saya pikir, ini cukup menjelaskan bahwa Meghan dan Harry belum diundang untuk menjadi bagian dari upaya penyelesaian atas klaim adanya tekanan (di dalam lingkungan istana) terhadap Meghan. Mereka (Harry dan Meghan) sengaja dijauhkan dari itu,” Nicholl menjelaskan.
Seperti diketahui, dalam wawancaranya dengan Oprah, Meghan (39) mengindikasikan adanya sikap dan perlakuan yang dianggapnya sebagai rasis di lingkungan keluarga dan lingkungan kerja Kerajaan Inggris.
Ia mengatakan bahwa selama kehamilan anak pertamanya Archie, ada gunjingan di keluarga Kerajaan Inggris tentang seberapa gelap kulit Archie nanti.
"Pada bulan-bulan ketika saya hamil, kami mendengar percakapan tentang 'Anda tidak akan diberi keamanan,' 'tidak akan diberi gelar', dan juga ada kekhawatiran tentang seberapa gelap kulit anak saya nanti saat dilahirkan,” ungkap Meghan dalam wawancara dengan Oprah.
Bahkan, dalam wawancara itu juga, mengaku tidak kuat hidup dengan cara dan sikap di kerajaan, Meghan mengatakan sempat terbersit keinginannya untuk “tidak ingin hidup” atau berniat bunuh diri.
Harry dan Meghan tidak mengatakan siapa orang di kerajaan yang membuat komentar berbau rasis. Tetapi Oprah kemudian mengkonfirmasi itu bukan dari Ratu Elizabeth II atau Pangeran Philip.
Meghan, perempuan kelahiran Los Angeles Amerika, memang berdarah campuran dan tidak berkulit putih. Kulitnya kecoklatan.
Setelah wawancara itu, Ratu Elizabeth II, melalui Istana Buckingham mengatakan bahwa keluarga Kerajaan Inggris sedih mendengar pengalaman sulit yang dialami Harry dan istrinya.
Dalam pernyataan yang dirilis Selasa 9 Maret 2021, Ratu Elizabeth II berjanji menanganinya.
Baca juga: Istana Inggris Tolak Konfirmasi Apakah Harry, William & Pangeran Charles Telah Bertemu dan Ngobrol
Baca juga: Satu Persatu Orang-Orang Dekat Meghan – Harry Pergi
Baca juga: Pangeran William Marah pada Harry dan Meghan, Keduanya Dianggap Menghina Ratu Elizabeth II
Pejabat Kebhinnekaan
Klaim Meghan dalam wawancara Oprah itu membuat pihak Kerajaan Inggris langsung menegaskan tiadanya rasisme yang dituduhkan itu, serta menekankan pentingnya tentang sikap keberagaman atau kebhinnekaan.
Dalam penampilan publik pertamanya setelah penayangan wawancara Oprah dengan adik dan iparnya, Pangeran William pekan lalu diberitakan menyangkal tegas tudingan rasisme yang dilembagakan di dalam keluarga Kerajaan Inggris.
Nicholl mengatakan, seluruh upaya mewujudkan keberagaman di lingkungan kerja di Istana Buckingham adalah “operasi” internal.
"Pasangan Harry dan Meghan telah memutuskan hubungan mereka dengan Istana, juga dengan para abdi dalem. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk menjadi bagian dari diskusi (mereformasi tempat kerja) ini,” ucap Nicholl.
"Meskipun demikian, Istana masih mendengarkan mereka dan langkah-langkah sedang dilakukan untuk menindaklanjuti tantangan tersebut,” jelas Nicholl.
Untuk diketahui, pada akhir tahun 2019, Harry dan Meghan memutuskan untuk menanggalkan gelar, atribut kebangsawanan mereka dan peran-peran resmi kerajaan.
Langkah itu diambil mereka setelah keduanya memutuskan keluar dari istana dan menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa di luar Inggris.
Oleh media-media Inggris, keluarnya Harry - Meghan sebagai anggota resmi kerajaan itu diistilahkan sebagai Megxit (singkatan dari Meghan Exit), yang memelesetkan istilah Brexit (Britain Exit), yakni keluarnya Inggris dari kesepakatan Uni Eropa.
Setelah keluar dari Inggris, Harry awalnya pindah ke Kanada bersama Meghan dan putranya Archie pada akhir 2019. Kemudian mereka menetap di pinggiran kota Los Angeles pada 2020.
Sumber istana bersikeras bahwa pertimbangan mengadakan pejabat urusan keberagaman bukanlah langkah reaktif terhadap tuduhan yang diangkat Meghan dalam wawancara Oprah Winfrey.
Nicholl berpendapat, tudingan Meghan dan Harry di acara Oprah sangat merusak dan sangat menjengkelkan bagi Keluarga Kerajaan.
Namun, Nicholl menambahkan bahwa pembentukan pejabat keberagaman atau kepala keberagaman di Istana adalah sesuatu yang telah mereka rancang sebelumnya.
Menurut sumber Nicholl di kalangan dalam istana, meskipun pejabat keberagaman adalah peran yang diharapkan Harry – Meghan, pihak istana telah mendengarkan apa yang dikatakan Meghan dan Harry, tetapi tidak akan melibatkan mereka untuk mendiskusikannya.
Sementara itu, atas “habisnya” peran kerajaan dari Harry – Meghan, Pangeran Charles dipersalahkan.
Charles adalah ayah dari Harry, dan berada dalam garis pertama pewaris tahkta Kerajaan Inggris.
Pangeran Charles dianggap tidak membuat upaya yang memadai secara kehumasan, dan dianggap membiarkan media sosial mengambilalih peran dalam mengungkap isu-isu Harry – Meghan.
Setelah wawancara Oprah, menurut express.co.uk, sebuah survei baru-baru ini menunjukkan peringkat popularitas Charles turun dari 57 persen menjadi 49 persen hampir dalam semalam.
Peringkat popularitas Charles sangat rendah pada orang-orang dalam kelompok usia 18-34 tahun.
Pakar kerajaan Victoria Arbiter mengatakan, Pangeran Charles tampaknya kurang menarik bagi kaum muda yang pandangannya dibentuk oleh media sosial.
“Meskipun hasil survei ini mengecewakan, dia sepertinya tidak akan terkejut,” kata Victoria.(*)
Terkait Kerajaan Inggris