Berita Gianyar
4 Komoditas Ini Berpotensi Alami Lonjakan Harga di Gianyar Saat Galungan, Kuningan dan Bulan Puasa
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun mengatakan terdapat empat komoditas yang berpotensi mengalami lonjaka
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR- Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun mengatakan terdapat empat komoditas yang berpotensi mengalami lonjakan harga pada saat hari Galungan dan Kuningan.
Serta bulan puasa yang jatuh bersamaan pada bulan April 2021 mendatang.
Keempatnya ialah cabai merah, cabai rawit, daging babi dan canang sari.
"Secara historis, keempat komoditas tersebut mengalami kenaikan harga pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa selama tiga tahun terakhir."
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Karangasem Bali Diperkirakan Naik Jelang Galungan 2021
Baca juga: Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Galungan dan Kuningan, Bank Indonesia Beri Perhatian 3 Komoditas
"Harga cabai rawit dan daging babi yang masih belum menunjukkan penurunan hingga saat ini perlu mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Gianyar sebagai antisipasi kenaikan permintaan menjelang hari raya," ujar S. Donny H. Heatubun.
Hal tersebut dirinya sampaikan dalam acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar yang diselenggarakan secara virtual, pada Rabu 31 Maret 2021 kemarin.
Rapat tersebut dipimpin oleh Sekda Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya serta diikuti oleh seluruh anggota TPID Kabupaten Gianyar.
Made Gede Wisnu Wijaya dalam sambutannya menjelaskan bahwa pariwisata sebagai penyumbang ekonomi terbesar Kabupaten Gianyar, lumpuh akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Jelang Galungan, Harga Daging Babi di Gianyar Diprediksi di Atas Rp80 Ribu
Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Gianyar tetap optimistis terhadap proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung pasca dilakukan vaksinasi kepada ±43.000 masyarakat di daerah Ubud dan sekitarnya, serta telah dibukanya kembali penerbangan domestik.
"Selanjutnya, berdasarkan pemantauan harga barang menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta menyambut bulan puasa dan Idul Fitri, Sekda Kabupaten Gianyar menyebut bahwa terjadi peningkatan permintaan terhadap bahan pokok, seperti daging babi dan cabai rawit."
"Selain itu, anomali cuaca juga ikut berpengaruh terhadap penurunan hasil panen cabai rawit sehingga menganggu ketersediaan pasokan di pasar," jelasnya.
Adapun berbagai langkah yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, di antaranya Pusat Pangan Alami Mandiri Asri dan Nyaman (PUSPA AMAN).
Serta Program Mina Padi yang merupakan usaha budidaya ikan di lahan sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam suatu areal yang sama, operasi pasar murah, operasi pasar gotong-royong, sidak pasar dan gudang penyimpanan, serta himbauan kepada pelaku usaha pasar modern.
Pada kesempatan tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gianyar juga menyatakan bahwa jumlah stok bahan pangan di Kabupaten Gianyar masih cukup untuk kebutuhan hari raya.
Walau demikian, adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di pasaran dan curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit juga masih terganggu.
Secara umum, harga bahan pangan di Kabupaten Gianyar masih terpantau stabil dengan dukungan kelancaran distribusi lewat jalur darat.
Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar juga menyatakan bahwa petani di Kabupaten Gianyar akan mempersiapkan pembenihan dan penanaman cabai rawit mulai April hingga awal Mei sehingga diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan saat musim panen tiba.
Sementara itu, Kepala Gudang Perum Bulog Kabupaten Gianyar, I Putu Winarta, mengatakan bahwa jumlah persediaan beras di Gudang Batubulan sebanyak 331.560 kg atau setara dengan kebutuhan Kabupaten Gianyar selama 1,13 bulan.
S. Donny H. Heatubun dalam siaran persnya menyampaikan bahwa Bank Indonesia merekomendasikan beberapa kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan.
Pertama, perlunya komunikasi yang lebih intensif kepada masyarakat terkait program pengendalian harga yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Kedua, edukasi belanja bijak dengan mensubstitusi konsumsi cabai dengan komoditas lainnya yang masih dalam harga wajar seperti dengan daging ayam.
Lalu rekomendasi kebijakan selanjutnya, adalah dilakukannya Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan Provinsi atau Kabupaten lain untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang masih defisit.
Dalam kesempatan tersebut, SEKDA Kabupaten Gianyar juga mengimbau kepada seluruh OPD untuk dilakukan pemantauan secara berkala atas implementasi program-program pengendalian harga, terutama berfokus pada komoditas penyumbang inflasi. (*)
Berita lainnya di Berita Gianyar