Berita Badung
Jemaat di GKPB Mengwi Gunakan Pakaian Adat Bali Saat Misa Jumat Agung: Leluhur Kami Orang Bali Asli
Jemaat di GKPB Mengwi Gunakan Pakaian Adat Bali Saat Misa Jumat Agung: Leluhur Kami Orang Bali Asli
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Pelaksanaan misa Jumat Agung di Gereja Kristen Protestan Di Bali (GKPB) yang berlokasi di Jalan Raya Abianbase, Mengwi, Badung, terlihat unik.
Para jemaat yang khusyuk menjalankan ibadah tampak menggunakan pakaian adat Bali.
Jemaat yang laki-laki mengenakan kamen lengkap dengan udeng.
Demikian pula yang perempuan mengenakan kamen dengan atasan kebaya Bali.
Tidak hanya itu, ornamen gereja seperti ukiran dan pernak-pernik pemasangan ider-ider juga terlihat sangat mencirikan budaya Bali.
Putu Hans Widiatmika selaku Sekretaris GKPB Jemaat Galang Ning Hyang saat ditemui di Gereja mengatakan penggunaan busana adat Bali bertujuan untuk menjaga kebudayaan Bali.
“Karena ini adalah hari besar Gereja, atau hari raya Gerejawi makanya kami gunakan pakaian adat Bali. Selebihnya kami orang Kristen Bali, lahir di Bali dan bahkan leluhur kita juga orang Bali asli,” ujarnya.
Baca juga: Brimob Polda Bali Jaga Ketat Misa Jumat Agung di Gereja Roh Kudus Katedral Denpasar
Pihaknya pun mengaku, dengan leluhur orang asli Bali, umat kristiani di Abianbase juga ikut berpartisipasi menjaga dan melestarikan kebudayaan Bali.
“Tidak hari ini saja, setiap hari-hari besar lainnya kami juga menggunakan pakaian atau busana adat Bali,” imbuhnya.
Selain berbusana adat Bali, ornamen-ornamen gereja juga menggunakan arsitektur Bali.
Saat hari raya tertentu, dekorasi gereja memang dirias sebagaimana biasanya dilakukan dan menjadi ciri khas orang Bali.
“Biasanya kita menggunakan penjor juga untuk hiasannya, dekorasi payung tedung termasuk ukiran-ukiran gereja,” jelasnya.
Baca juga: Libur Paskah, Kedatangan Wisatawan Domestik di Bandara Ngurah Rai Bali Capai 8 Ribu Lebih Per Hari
Sementara itu, terkait pengamanan ibadah misa, pihaknya sangat mengapresiasi aparat TNI dan Polri.
Ia pun mengaku penjagaan petugas telah memberikan rasa aman kepada umat.
“Dari pagi pukul 06.00 wita sudah melakukan pemeriksaan pengamanan Gereja. Sehingga kini kami sangat nyaman dengan hadirnya Polri dari Polsek Kuta Utara dan Polres Badung, termasuk TNI,” sambungnya.
Kendati demikian, pihak internal gereja juga menyediakan personil keamanan sebanyak 12 orang.
Mereka berjaga bergilir di pintu masuk gereja untuk memastikan jemaat telah memenuhi protokol kesehatan.
“Dalam ibadah kami ini, jumlahnya juga dibatasi. Bahkan kita lakukan ibadah secara online juga sehingga jemaat bisa beribadah di rumahnya masing-masing,” tuturnya. (*)