Rakor Antara Pangdam IX/Udayana dengan Kepala BNPB Bahas Pengungsi di Masa Pandemi Covid-19
Kondisi kesehatan pengungsi terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) serta kerentanan peyebaran virus Corona
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kondisi kesehatan pengungsi terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) serta kerentanan peyebaran virus Corona atau Covid-19 menjadi salah satu fokus pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah pusat telah mendistribusikan alat swab test antigen ke seluruh kabupaten atau kota di NTT yang bakal digunakan bagi para pengungsi.
Hal ini dibahas Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., bersama Kepala BNPB Pusat Letjen TNI Doni Monardo dalam Rapat Koordinasi melalui Video Conference (Vidcon), Kamis 8 April 2021 malam.
Rakor tersebut juga diikuti oleh Danrem 161/WS dan jajarannya serta seluruh Bupati/Wali Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Peduli Bencana Alam di NTT, Korem 163 Wira Satya Galang Paket Bantuan
Baca juga: Balik ke NTT, Mensos Risma: Saya ingin Pastikan Kebutuhan Warga yang Belum Tersentuh
Baca juga: 8 Personel Basarnas Bali Diberangkatkan Bantu Operasi SAR Bencana NTT
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan setempat diminta mengecek kembali data pengelompokan pengungsi.
“Kelompok rentan yaitu lansia yang usianya di atas 60 tahun dan punya penyakit penyerta dipisahkan dengan kelompok muda, kemudian balita, ibu-ibu hamil dan menyusui, mengingat perkembangan Covid-19 di NTT masih sangat tinggi, sedangkan angka kesembuhan masih rendah dan angka kematiannya cukup tinggi," papar Doni Monardo.
Doni Monardo meminta kepada masing-masing pimpinan Kepala Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi NTT untuk menyampaikan data terkait perkembangan kerugian korban jiwa, pengungsi, kerusakan permukiman masyarakat, fasilitas umum, sosial, perkantoran serta sekolah, pertanian dan peternakan yang terdampak bencana alam tersebut.
“Kepada seluruh Bupati/Wali Kota di wilayah Provinsi NTT, untuk pengungsi yang ada di wilayahnya khususnya yang rumahnya mengalami kerusakan berat dan sedang agar dibuatkan data yang benar," ujarnya.
Pemerintah daerah diminta segera mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mendapatkan dukungan dana stimulan penghunian sebesar Rp 500 ribu per rumah.
Sehingga diharapkan mereka bisa mencari tempat tinggal sementara yang baru.
Kepala Daerah masing-masing dengan dibantu oleh semua pihak agar berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi jumlah warganya yang tinggal dipengungsian untuk dapat mengurangi resiko penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, melaporkan perkembangan situasi pasca bencana alam di wilayah NTT.
Berdasarkan data yang tercatat Kamis 8 April 2021 siang, total korban jiwa sebanyak 155 orang, 57 orang masih hilang belum ditemukan, 98 orang luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan di posko kesehatan.
Sedangkan jumlah pengungsi sebanyak 14.594 orang dan 4.829 orang yang ikut terdampak dari musibah bencana alam tersebut.