Update: BPBD Catat 149 Rumah Warga di Buleleng Terendam Banjir

Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kecamatan Buleleng pada Kamis kemarin, rupanya merendam hingga sebanyak 149 rumah milik warga

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: M. Firdian Sani
Ratu Ayu Astri Desiani/Tribun Bali
Warga di Kelurahan Kampung Anyar saat membersihkan perabotan rumah tangganya, yang basah akibat terendam banjir, Jumat 9 April 2021 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kecamatan Buleleng pada Kamis kemarin, rupanya merendam hingga sebanyak 149 rumah milik warga.

Bahkan ada juga yang mengalami kerusakan. 

Salah satu rumah yang rusak adalah milik Komang Satya Budi, (24) yang terletak di Gang 6, Lingkungan Penatatan, Kelurahan Kendran, Kecamatan Buleleng. 

Bagian tembok rumah yang masih dalam proses pembangunam itu tampak ambruk, hingga menimpa sebagian rumah tetangganya, bernama Ni Ketut Sukariani (42). 

Penerbit Erlangga Distribusikan Bantuan Untuk Warga NTT Yang Terdampak Bencana Banjir

Ditemui di lokasi kejadian, Komang Budi mengatakan, tembok rumahnya itu ambruk lantaran diguyur hujan lebat.

Air kemudian tergenang di bagian dasar rumah, yang kondisinya belum disemen.

Akibatnya, sebagian tembok rumahnya pun jebol sekira pukul 20.00 wita, dan menimpa rumah tetangganya.

Akibat kejadian ini, Komang Budi mengaku mengalami kerugian hingga mencapai Rp 10 juta lebih. 

"Rumah ini masih dalam tahap pembangunan. Belum dipasangi atap dan belum disemen bagian dasarnya, karena masih musim hujan. Tau-tau Kamis malam kemarin saya dihubungi tetangga, katanya tembok rumahnya sudah jebol. Waktu kejadian saya lagi di rumah ibu, di Kelurahan Banyuning," terangnya.

Baca juga: Sejumlah Titik di Kota Singaraja Dikepung Banjir Hingga Tingginya Capai Sepinggang Orang Dewasa

Sementara Ni Ketut Sukariani mengatakan, dirinya memang sudah memiliki firasat jika tembok rumah milik Komang Budi itu akan ambruk.

Pasalnya, saat hujan mulai mengguyur pada Kamis sore, ia melihat tembok rumah tersebut sudah mulai retak.

Sukariani pun bergegas memindahkan seluruh barang-barangnya yang berdekatan dengan tembok rumah Komang Budi, ke tempat yang lebih aman.

Bahkan anak-anaknya juga ia minta untuk tidak melintas di dekat tembok tersebut. 

Baca juga: Besok Kepala BNPB Doni Monardo ke Flores Timur, Puluhan Orang Tewas karena Banjir Bandang

Kekhawatirkan Sukarini rupanya terbukti.

Pada pukul 20.00 wita, tembok setinggi kurang lebih tiga meter itu ambruk.

Materialnya menimpa bagian kiri rumah milik Sukarini, yang biasanya digunakan sebagai jalan menuju ke kamar mandi, serta tempat untuk mencuci dan menyeterika baju.

"Beruntung anak-anak tidak ada yang lewat di sana. Jadi tidak ada korban jiwa. Kalau kerugian, saya tidak bisa hitung," terangnya. 

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, berdasarkan hasil assesment, hujan dengan intesitas tinggi yang terjadi pada Kamis kemarin, menyebabkan banjir di sejumlah titik di Kecamatan Buleleng. 

Dengan rincian di Jalan Pulau Lombok dan Jalan Pulau Sumatera yang merendam badan jalan hingga membutuhkan penyedotan dengan mesin pompa air, di Kelurahan Kampung Bugis hingga merendam 79 rumah warga, di Kelurahan Kampung Bugis hingga merendam 19 rumah warga, serta di Kelurahan Kampung Anyar merendam 55 rumah warga. 

"Banjirnya sudah hilang pada Kamis sekitar pukul 23.00 wita. Saat ini seluruh warga yang rumahnya sempat terendam sudah membersihkan rumahnya, secara gotong royong. Akibat banjir ini, tidak ada kerusakan yang signifikan. Sementara untuk kerusakan rumah milik Komang Satya Budi itu akan kami laporkan ke BPBD Bali, untuk mendapatkan bantuan perbaikan," terangnya. 

Sementara Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna seusai melakukan peninjauan ke rumah-rumah warga yang sempat terendam banjir mengatakan, pemerintah daerah harus segera memikirkan solusi agar banjir ini tidak lagi terjadi.

Mengingat musibah ini rutin terjadi setiap tahunnya.

"Pemkab harus memprioritaskan hal ini, agar banjir di kawasan kota tidak lagi terjadi," terangnya. 

Senada dengan Ketua DPRD, Lurah Kampung Anyar Made Sukarta mengatakan, banjir ini terjadi karena wilayahnya berada di dataran rendah. Sehingga air sulit untuk mengalir ke laut. "Banjir ini berlangsung setiap tahun. Saya berharap Pemkab dapat memperbaiki infrastrukturnya agar kedepan musibah ini tidak terjadi lagi," katanya. (*)

Ikuti terkait berita terkini Buleleng

Foto: Ratu Ayu Astri Desiani/ Warga di Kelurahan Kampung Anyar saat membersihkan perabotan rumah tangganya, yang basah akibat terendam banjir, Jumat (9/4)
 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved