Berita Bali

Jelang Galungan, LPD Desa Adat Kedonganan Bagikan Daging Babi ke 5.231 Krama Bali

Sambut perayaan Galungan dan Kuningan meski di tengah pandemi Covid-19, LPD Desa Adat Kedonganan tetap menjalankan tradisi mepatung.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
LPD Desa Adat Kedonganan lakukan tradisi mepatung pada, Senin 12 April 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sambut perayaan Galungan dan Kuningan meski di tengah pandemi Covid-19, LPD Desa Adat Kedonganan tetap menjalankan tradisi mepatung.

Tradisi mepatung adalah sebuah tradisi di mana melakukan iuran bersama dan melakukan pemotongan babi pada perayaan penampahan Galungan. 

Kegiatan mepatung di LPD Desa Adat Kedonganan ini dilangsungkan pada, Senin 12 April 2021.

Pada kegiatan ini, sebanyak 5.231 krama Bali menerima pembagian daging untuk merayakan Galungan dan Kuningan. 

Baca juga: Tertibkan Lalu Lintas dan Imbau Tak Mudik, Polda Bali Gelar Operasi Keselamatan Agung 2021

Baca juga: Ketersediaan Babi Potong di Denpasar 2.000 Ekor, Distan Lakukan Pengecekan Daging Babi ke Pasar

Ketika ditemui, Ketua LPD Kedonganan, I Ketut Madra menyatakan, untuk pembagian daging kali ini, warga mendapatkan total masing-masing 1 Kg daging babi, 2,5 kg daging ayam dan beras sebanyak 10 kg.

Jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembagian saat ini sebesar Rp677.111.700 dengan total daging babi dan ayam sebanyak 10.342 Kg (10 ton) dan lebih dari 29.000 kg beras.

"Dana tersebut bersumber dari dana pembentukan untuk kegiatan menyambut hari raya Galungan dan Kuningan. Mengingat situasi dan kondisi pandemi covid 19 masih terdampak bagi seluruh krama, maka kebijakan kami untuk saat ini lebih berfokus kepada menguatkan iman dan imun, melalui pemberian bantuan kepada masyarakat atau kalau kita berpijak pada visi LPD, saat ini kita lebih meningkatkan hubungan sesama manusia (pawongan)," ungkapnya.

Baca juga: Harga Babi Hidup di Bangli Sentuh Rp 46 Ribu per Kilogram, Peternak: Biaya Operasional Juga Tinggi

Di Tengah kondisi pandemi ini, pihaknya berharap seluruh krama desa adat Kedonganan perlu melakukan diversifikasi usaha dengan menghidupkan kembali sektor primer seperti perikanan, yang merupakan ikon desa adat kedonganan.

Bahkan, untuk kepentingan tersebut LPD desa adat kedonganan telah menyiapkan produk kredit khusus kepada nelayan krama wed Desa Adat Kedonganan.

Sementara, Bendesa Adat Kedonganan Dr. Wayan Mertha, S.E., M.Si., menyampaikan, sejak pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum pulih, mengakibatkan seluruh aktivitas krama desa adat kedonganan yang menggantungkan usahanya di sektor pariwisata menjadi lumpuh.

Tentu ini secara langsung mempengaruhi kinerja LPD desa adat kedonganan.

Perlu diketahui bahwa hampir 80% krama desa adat kedonganan yang dulunya sebagai nelayan, beralih profesi menjadi pemilik, pengelola dan karyawan ke 24 warung ikan bakar yang ada di Kedonganan yang saat ini sangat terdampak akibat pandemi.

Baca juga: Dinas Pertanian dan Pangan Badung Turunkan 62 Tim Kesehatan Untuk Lakukan Pengecekan Daging Babi

Untuk itu pihaknya kembali berharap agar warga yang sebelumnya hanya mengandalkan sektor pariwisata, ke depannya perlu beralih ke sektor perikanan.

Kalau bisa 50 persen penduduk beralih ke sektor perikanan

"Kita mencoba men-switch pemikiran dari tadinya di pariwisata kemudian mengarah ke Perikanan. Kami mengajak bertahan di sektor perikanan di tengah gempuran pandemi."

"Kita mengajak krama kita menjadi nelayan, dengan harapan bisa berkembang menjadi pengusaha di bidang sektor perikanan. karena sektor perikanan ini tidak boleh diabaikan," tutupnya. (*)

Berita lainnya di Hari Raya Galungan

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved