Berita Denpasar
Ketersediaan Babi Potong di Denpasar 2.000 Ekor, Distan Lakukan Pengecekan Daging Babi ke Pasar
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar mengatakan, populasi babi sebanyak 2.000 ekor
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, Made Ngurah Sugiri mengatakan, populasi babi di Denpasar, Bali, sebanyak 2.000 ekor.
Sedangkan untuk kebutuhan babi saat Galungan kali ini sebanyak 500 ekor.
Sehingga untuk ketersediaan babi di Kota Denpasar menurutnya tak jadi masalah.
“Jadi kami menjamin ketersediaan daging babi aman. Selain itu juga ada pasokan babi dari luar Denpasar,” kata Sugiri saat dihubungi Senin 12 April 2021.
Baca juga: Suyasa Bagi Daging Babi Menjelang Galungan di Badung, Bukan Bermaksud Mencari Popularitas
Baca juga: Sambut Hari Raya Galungan, Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa Bagi-bagi Daging Babi
Baca juga: Jelang Penampahan Galungan, Hindari Pemanasan Olahan Daging Babi Secara Berulang
Sugiri menambahkan, untuk saat ini di Denpasar jarang ada masyarakat yang mepatung atau memotong babi secara berkelompok di banjar maupun sekaa.
Kebanyakan dari masyarakat membeli langsung ke pasar ataupun ke Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran, Denpasar.
Oleh karenanya, pihaknya melakukan pengecekan antemortem atau sebelum hewan disembelih dan pengecekan hewan setelah disembelih atau postmortem.
Pengecekan ini dilaksanakan di 36 pasar rakyat yang ada di Kota Denpasar, Bali.
Selain itu, juga ada petugas yang melakukan pengecekan di RPH.
“Untuk pengecekan antemortem dan posmortem kami sudah bentuk 13 tim. Masing-masing tim sebanyak 2 orang dan ada dokter hewan,” katanya.
Ia menambahkan, untuk pengecekan ini sudah dilaksanakan sejak H-2 Penampahan Galungan.
Apabila ada kelompok masyarakat yang melakukan pemotongan secara swadaya bisa menghubungi kami untuk pengecekan antemortem dan postmortem.
“Nanti kami akan turunkan petugas untuk melakukan pengecekan,” katanya.
Pengecekan ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia.