Berita Badung
Dukung Penggunaan GeNose di Objek Wisata, DPRD Badung Sebut Perlu Pembahasan Kembali
penggunaan alat GeNose tersebut pasti ada biaya yang dikeluarkan, lantaran kantong udara yang digunakan sesuai jumlah orang yang menggunakan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Sejumlah Objek wisata di Badung rencananya akan dipasangi GeNose.
Hal itu dilakukan untuk mendeteksi pengunjung yang terinfeksi covid-19.
Bahkan semua itu pun mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Hanya saja semua itu perlu dilakukan pembahasan kembali.
Pasalnya dalam penggunaan alat GeNose tersebut pasti ada biaya yang dikeluarkan, lantaran kantong udara yang digunakan sesuai jumlah orang yang menggunakan.
Ketua DPRD Badung Putu Parwata saat ditemui pada Selasa 20 April 2021 mengatakan, sangat mendukung penggunaan alat pendeteksi Covid-19 itu di obyek wisata di Kabupaten Badung.
• Pemasangan GeNose di Objek Wisata, Diskes Badung Sebut Regulasinya Belum Dibahas
• Enam Objek Wisata di Badung Akan Gunakan GeNose ke Pengunjung untuk Mendeteksi Covid-19
• Menhub Coba Layanan di Bandara Ngurah Rai Bali, Tarif Tes GeNose C-19 Lebih Terjangkau
Bahkan dirinya berharap penggunaan alat pendeteksi Covid-19 buatan dalam negeri ini bisa mempercepat pemulihan pariwisata.
“Kami memang mendorong dan mendukung penggunaan GeNose ini, karena bisa mendeteksi dini Covid-19,” ujar Politisi asal Dalung, Kuta Utara ini
Pihaknya mengaku GeNose bisa mendeteksi dini kondisi kesehatan dari wisatawan yang akan berkunjung.
Dengan bisa dideteksi maka, bisa cepat ditangani oleh pemerintah apa yang harus dilakukan setelah itu.
Sebagai tahap awal, pihaknya berharap semua obyek wisata bisa dipasangi alat ini.
Tujuannya tiada lain untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan mencegah penyebaran Covid-19.
“Obyek wisata kami harap jadi prioritas penggunaan alat ini. Ini untuk kenyamanan wisatawan. Kalau bisa semua obyek wisata agar diisi,” kata Parwata.
Namun demikian, ia mengakui untuk penggunaan GeNose memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Namun, demi kebaikan bersama menurutnya hal itu tidak masalah.
Hanya saja semua itu harus dilakukan pembahasan kembali terkait mekanisme penerapannya.
“Memang butuh anggaran dan ini memang perlu dibahas lagi agar bisa cepat dilakukan dan prosesnya bagaimana, dari skema, persiapan hingga regulasinya. Tapi, prinsipnya kami sangat mendukung langkah penggunaan GeNose ini,” tungkas Parwata. (*)