Kapal Selam Hilang Kontak
Mengawaki Nanggala Selama 17 Tahun, Laksamana Muda Iwan Isnuwanto Pernah Alami Kondisi Mencekam
KRI Nanggala 402, kata Iwan, memiliki enam tangki pemberat pokok di antaranya dua di bagian depan, dua di bagian tengah, dan dua di bagian belakang.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Investigasi terhadap KRI Nanggala-402 masih berlanjut.
Saat ini segala kemungkinan yang bisa menyebabkan salah satu kapal selam pertama RI itu tenggelam masih ditelusuri. Satu di antara kemungkinan muncul yakni kapal mengalami black out atau mati daya listrik.
Kondisi black out ini sangat berbahaya bagi semua awak kapal.
Dansekoal Laksamana Muda Iwan Isnurwanto yang pernah mengawaki KRI Nanggala-402 selama 17 tahun mengaku pernah mengalami situasi mencekam tersebut.
Baca juga: Beredar Isu Kapal Selam KRI Nanggala 402 Ditembak Kapal Asing, Ini Klarifikasi TNI AL
Baca juga: Status Kapal Selam KRI Nanggala 402 On Eternal Patrol, Berpatroli dalam Keabadian
Iwan menceritakan saat itu ia tengah beristirahat sekitar pukul 00.00. Tiba-tiba kapal gelap, tersisa hanya lampu emergency (darurat).
"Apa yang terjadi, [bagian] belakang [kapal selam] langsung turun. Ini 45 derajat [kemiringannya], tidak sampai 10 detik [turun] sampai 90 meter. Sehingga bisa membayangkan bagaimana posisi black out saat itu padahal periscope deep," ujar Iwan saat konferensi pers di Mabes TNI AL, Jakarta, Selasa 27 April 2021.
Menurut Iwan, langkah yang ditempuh komandan kapal dan komandan kamar mesin saat itu adalah meminta semua awak untuk berpindah ke bagian depan kapal.
Dalam kondisi gelap gulita tanpa listrik, di kedalaman laut, dan malam hari, Iwan dan awak lainnya merangkak hingga ke depan bagian kapal.
Dengan cepat pula, kepala kamar mesin menemukan masalah yang membuat kapal selam mendadak black out. Ternyata masalahnya karena satu sekring yang mati.
"Apa masalahnya ada satu vius [sekring] yang putus. Padahal kita tidak tahu itu di mana tapi karena kecanggihan KKM saat itu langsung bisa diperbaiki," ujar dia.
Iwan juga menyebut KRI Nanggala adalah kapal selam yang sangat aman.
Sangan aman
Iwan yang sejak 1990 sampai tahun 2007 mengawaki kapal selam buatan Jerman itu mengatakan Nanggala yang bertipe 206/1300 adalah tipe kapal selam yang sangat aman karena memiliki tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan.
KRI Nanggala 402, kata Iwan, memiliki enam tangki pemberat pokok di antaranya dua di bagian depan, dua di bagian tengah, dan dua di bagian belakang.
Selain itu, kapal tersebut juga memiliki tangki tahan tekan yang dapat digunakan untuk menghembus kapal sehingga bisa cepat naik ke permukaan. Jika kapal akan tenggelam, dua jenis tangki tersebut dapat digunakan untuk mengapungkan kapal ke permukaan.