Musim Panas Tiba, DLHK Gianyar Antisipasi Kebakaran di TPA Temesi, Sopir Truk Dilarang Merokok

Percikan sisa rokok dari para sopir bisa menjadi pemantik terjadinya kebakaran, maka kami larang dan sudah kita sosialisasikan itu

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Kondisi TPA Temesi, Gianyar, Rabu (14/8/2019). Kebakaran sampah terjadi sejak beberapa bulan lalu, yang mengakibatkan bencana bagi masyarakat Desa Lebih. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sejak beberapa hari ini, hujan tidak lagi turun di Kabupaten Gianyar, digantikan oleh cuaca panas menyengat.

Perubahan musim ini pun menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, dengan melarang sopir truk sampah dan setiap yang masuk ke TPA Temesi, Gianyar untuk tidak merokok.

Hal tersebut untuk mengantisipasi kebakaran TPA Temesi yang selalu terjadi setiap musim panas.

Berdasarkan data Tribun Bali, Rabu 28 April 2021, TPA Temesi selalu mengalami kebakaran parah setiap tahun, kecuali tahun 2020 lalu karena hujan terus membasahi Kabupaten Gianyar sepanjang tahun tersebut.

Namun memasuki penghujung April 2021 ini, musim kemarau mulai menampakkan diri.

Kepala DLH Gianyar, Ni Made Mirnawati mengatakan, pihaknya saat ini tengah memikirkan solusi untuk mengantisipasi kebakaran TPA Temesi.

Satu di antaranya, melarang para sopir truk sampah merokok di area TPA Temesi.

"Percikan sisa rokok dari para sopir bisa menjadi pemantik terjadinya kebakaran, maka kami larang dan sudah kita sosialisasikan itu," ujarnya.

Dia mengakui, penyebab kebakaran selama ini bukan hanya disebabkan rokok. Namun dikarenakan kandungan gas metan di TPA Temesi relatif tinggi.

Kondisi tersebut akibat masih banyaknya volume sampah yang dibuang ke sana tanpa pemilahan, sehingga penanganan sampah relatif sulit dilakukan.

"Beberapa desa yang ada TPS3R memang sudah tidak membuang sampah lagi, seperti Taro, Bedulu, dan lainya yang dibuang hanya residunya. Tapi desa-desa yang lain volumenya terus meningkat," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, persoalan kebakaran TPA Temesi bukan hal yang bisa di pandang sebelah mata.

Sebab dampak dari asap kebakaran tersebut, mencemari udara di sejumlah desa. Yakni,dari Desa Temesi hingga ke Desa Lebih, Gianyar.

"Kini kami juga lebih mengintensifkan penyiraman dengan memanfaatkan pompa air setiap siang hari, agar kelembapannya terjaga," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mengerahkan dan meningkatkan intensitas alat berat untuk membolak balikan gundukan sampah, dengan tujuan agar tidak ada rongga atau ruang-ruang untuk gas yang cepat terbakar.

"Semua alat seperti ekskavator untuk membolak-balikan sampah masih baru saat ini tidak ada alat yang rusak. Sedangkan alat yang lama masih dipergunakan hanya saja intensitasnya diturunkan," ungkapnya. 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved