Hari Pendidikan Nasional
Ini Makna Guru Dalam Ajaran Agama Hindu di Bali
Guru menjadi sangat penting, selain orang tua dalam mendidik anak agar menjadi berguna. Atau dalam Bahasa Bali dikenal dengan sebutan suputra
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
"Ini lebih khusus menyangkut guru pengajian atau guru di sekolah," jelasnya.
Ajaran Agama Hindu menekankan konsep filsafat Catur Guru, meliputi Guru Swadyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian, dan Guru Wisesa.
"Kempat guru ini tidak boleh diabaikan dan harus diimplementasikan oleh umat Hindu secara holistik atau satu-kesatuan, jika menghendaki para umat Hindu berkehidupan yang baik, mulia, berbakat dan bermartabat," kata pensiunan kepala sekolah ini.
Khususnya dalam mengarungi hidup dan kehidupan sebagai umat Hindu agar dapat mencapai kedamaian, ketentraman, kesehatan, kesejahteraan, panjang umur dan lain sebagainya. Serta mampu bermuara untuk mencapai tujuan hidup agama Hindu. Yaitu 'Moksartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma'.
"Mengapa keempatnya ini tidak boleh diabaikan, oleh karena keempatnya ini berfungsi sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kebahagian lahir batin sebagai umat yang menekuni ajaran agama Hindu," ucapnya.
Guru Swadyaya adalah guru sejati, guru alam semesta beserta isinya, termasuk manusia itu sendiri.
Guru ini dalam sastra Hindu, sering disebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
Umat Hindu sangat meyakini bahwa guru ini adalah guru tertinggi karena menciptakan, memelihara, dan dapat mempralina segala isi alam yang mestinya sudah dipralina.
"Bahkan beliau diberi sebutan Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Adil dan Maha Penyayang," imbuhnya.
Sehubungan dengan itu, para umat Hindu sebagai perwujudan rasa bakti dan rasa hormat dengan selalu memuja kebesaran-Nya dengan menerapkan juga ajaran - ajaran kebenaran yang diwahyukan kepada orang- orang suci atau para rsi sehingga menjadi pegangan ajaran kebenaran berupa kitab suci.
Lalu ada Guru Rupaka, yang sering disebut Guru Reka yaitu guru yang berfungsi sebagai orang tua atau ibu- bapak dalam kehidupan rumah tangga.
Baca juga: Kisah Perjuangan Pramaartha untuk Bisa Jadi Guru Kontrak, Butuh Waktu 11 Tahun
Rumah tangga dikatakan sebagai pendidikan pertama dan utama.
Pertama karena sang anak pada awalnya menerima pembinaan-pembinaan yang sebagai gurunya adalah orang tua.
Dikatakan sebagai memperoleh pendidikan utama karena di dalam rumah tanggalah sang anak mendapatkan pendidikan yang sangat mulia untuk membentuk karakter atau watak atau kepribadiannya.Sehingga menjadi anak yang suputra.
"Guru Rupaka juga mempunyai tatanan tugas berat, tapi mulia sehingga tidak mungkin terbalaskan oleh sang anak," tegasnya. Tugasnya dalam ajaran agama Hindu disebut Panca Widha.