Berita Jembrana

Bermaksud Kelabui Petugas, Truk Ketahuan Angkut Pemudik dan Sepeda Motor di Pelabuhan Gilimanuk

Truk memuat pemudik beserta sepeda motornya itu dibongkar di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk, sekitar pukul 12.40 Wita.  

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana
Polisi membongkar praktik penyelundupan pemudik oleh oknum sopir truk di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk, Kamis 6 Mei 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Petugas Kepolisian Kawasan Laut Gilimanuk membongkar praktik truk memuat pemudik, Kamis 6 Mei 2021.

Truk memuat pemudik beserta sepeda motornya itu dibongkar di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk, sekitar pukul 12.40 Wita.  

Akibat hal itu, pemudik itu pun disuruh putar balik karena aturan larangan mudik sudah berlaku sejak pukul 00.01 Wita dini hari tadi.

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk Kompol I Gusti Putu Dharmanatha, membenarkan bahwa pihaknya membongkar praktik tersebut.

Baca juga: Banyak Pemudik Diminta Putar Balik, Ini Syarat Bisa Menyeberang via Pelabuhan Gilimanuk Bali

Pihaknya melaksanakan perintah sesuai aturan yang berlaku.

Dimana pemudik dilarang keluar mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021 mendatang.

Pemudik itu sendiri ialah Muhamad Alfan, 29 tahun asal Jember Jawa Timur.

“Kami lakukan dan tegakkan aturan sesuai arahan Pemerintah Pusat.

Kami lakukan pemeriksaan ketat selama larangan mudik yang berlangsung mulai hari ini, kalau sudah tidak memiliki surat tugas yang jelas apalagi melanggar pasti kami suruh putar balik,” ucapnya.

Sementara itu, Muhamad Alfan mengaku, nekat mudik karena terlambat mendapat gaji.

Atau baru mendapat gaji hari ini, dan langsung pulang.

Ia juga beralasan anaknya sedang sakit dan sudah setahun ini tidak pulang kampung.

“Anak saya sakit dan baru dapat gaji. Saya juga setahun ini belum pulang.

Tadi saya sudah sampai pelabuhan tapi disuruh pulang. Terus balik lagi dan ketemu truk untuk ke Jember dan saya ikut,” ungkapnya.

Sopir truk, Rahman mengatakan, bahwa dirinya hanya kasihan dengan pemudik tersebut.

Baca juga: Ratusan Personel Gabungan di Tabanan Jaga Ketat Pemudik,Awasi Kendaraan Muatan Barang & Travel Gelap

Dan ia tidak memungut biaya sepeser pun kepada pemudik tersebut.

Sebab, saat di Denpasar dirinya melihat pemudik itu menangis rindu dengan anaknya dan sudah setahun tidak pulang.

“Saya murni kasihan. Saya tidak pungut biaya apapun,” bebernya. (*)

Artikel lainnya di Berita Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved