Berita Bali
Rangkaian Akhir Galungan, Apa Itu Hari Pegatwakan Saat Rabu Kliwon Wuku Pahang?
Rangkaian Akhir Galungan, Apa Itu Hari Pegatwakan Rabu Kliwon Wuku Pahang? Begini penjelasannya.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
'Pegat ing tirisan' atau 'pegat ing warah'. Kata tirisan artinya pohon kelapa. Sehingga ada kemungkinan, kata tirisan ini dianalogikan dengan twak, ang berarti nira atau kulit.
Lalu diasosiasikan dengan arti kata wak yang berarti bicara, suara, bahasa, bunyi, kata, dan kalimat.
Sementara itu, 'wkas ing pralina' atau puncak peleburan yang dimaksud adalah pralina balung dungulan.
Ada kemungkinan ungkapan pralina balung dungulan ini maksudnya adalah peleburan kekuatan-kekuatan negatif yang muncul akibat pengaruh kekuatan Sang Hyang Kala Tiga pada Wuku Dungulan.
Dalam Alih Aksara, Alih Bahasa, dan Kajian Lontar Sundarigama disebutkan pengaruh kekuatan negatif itu bisa saja muncul melalui perkataan atau wak, di samping melalui perbuatan (kaya), dan pikiran (manah).
Baca juga: Rahajeng Umanis Galungan, Tak Hanya Pergi ke Tempat Wisata, Ini yang Seharusnya Dilakukan Hari Ini
Sebagaimana diungkapkan dalam Kakawin Nitisastra, perkataan dapat menimbulkan kebahagiaan dan mendatangkan teman, sekaligus juga dapat membawa penderitaan bahkan kematian.
Kekuatan-kekuatan negatif yang ada pada perkataan itulah yang diputus, dihilangkan, ditiadakan saat pegatwakan ini.
Kata 'putus' ini memiliki banyak arti. Diantaranya, berarti akhir, ujung, bagian terakhir, yang tertinggi, puncak, diselesaikan, dikuasai seluruhnya.
Akhirnya menjadi sama sekali hilang, telah lengkap, sempurna, utuh, dan telah mencapai derajat yang tinggi.
Oleh karena itu, pegatwakan berarti terputusnya sabda atau batas waktu berakhirnya pelaksanaan dyana semadi yang berkaitan dengan Wuku Dungulan (Galungan).
Singkatnya, pegatwakan adalah puncak segala peniadaan. (ask/sup)