dr Fajar Sebut Kegiatan Vaksinasi Covid-19 Harus Tetap Dilakukan Meski Ada Efek Samping

vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang dibeli dengan ukuran tangki besar dikemas ulang sehingga satu botol untuk 10 orang.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin jenis AstraZeneca. 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –Kegiatan vaksinasi Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini khususnya di Provinsi Bali.

Namun kali ini ada perbedaan dalam pemberian vaksin Covid-19 khususnya pada jenis Sinovac. 

Dr.dr.I.B.G. Fajar Manuaba, SpOG, MARS selaku Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Wilayah Bali menjelaskan mengenai perbedaan tersebut. 

"Pemberian vaksin Sinovac sudah berbeda. Jika diawal, Sinovac diberikan dengan single duos dimana satu orang satu vial, kemudian saat ini dari pihak Biofarma itu, sudah memesan vaksin dengan ukuran tangki besar," paparnya pada, Rabu (19 Mei 2021). 

Lebih lanjutnya ia mengatakan, vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang dibeli dengan ukuran tangki besar dikemas ulang sehingga satu botol untuk 10 orang.

400 Orang Lansia dan Pelayan Publik Mendapat Vaksinasi di Banjar Panti Gede Pemecutan Kaja Denpasar

Denpasar Terima 147 Ribu Dosis Vaksin AstraZeneca, Diklaim Aman & Vaksinasi Tetap Berlanjut

Pastikan AstraZeneca Aman, Kodam IX/Udayana Terus Gencarkan Program Serbuan Vaksinasi

Maka dari itu saat ini Faskes yang menyediakan layanan vaksinasi membuat antrian vaksinasi per 10 orang. 

"Karena vaksin tersebut tidak boleh digunakan besoknya, harus habis pada saat itu juga. Maka dari itu biasanya kita menyiapkan peserta vaksin cadangan. Karena kasian kan kalau vaksin tersisa dan terbuang begitu saja," tambahnya. 

Selain itu vaksin juga sangat sensitif dengan suhu, jika suhunya naik turun maka vaksin akan rusak.

Dan saat ini ada perbedaan vial dengan dosis.

Jika dosis untuk satu kali suntikan, sementara untuk satu vial vaksin saat ini digunakan untuk 10 kali suntikan. 

"Dan apapun yang terjadi vaksinasi Covid-19 tetap harus berjalan walaupun ada efek samping karena ini kan jalan terakhir. Termasuk juga jika ditemukan batch yang rusak ya harus diumumkan agar Faskes mengembalikan batch yang dicurigai. Bukan berarti semua batch juga rusak," tutupnya. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved