Garuda Indonesia Babak Belur Dihajar Pandemi & Larangan Mudik, Asosiasi Pilot Tolak Pensiun Dini
Garuda Indonesia Babak Belur Dihajar Pandemi & Larangan Mudik, Asosiasi Pilot Tolak Pensiun Dini
"Kegagalan menjalankan program restrukturisasi dapat mengakibatkan perusahaan dihentikan secara tiba-tiba," jelas Irfan seperti dilansir Bloomberg, Minggu (23/5/2021).
Baca juga: KRONOLOGI Engine Pesawat Batik Air Tabrak Tangga Belalai Bandara Ngurah Rai, Mesin Pesawat Robek
Diketahui, volume penumpang Grup Garuda mengalami penurunan 66 persen lebih tahun lalu karena pembatasan dan permintaan domestik yang terbatas.
Pada pertengahan 2020, maskapai juga telah mencuti sekitar 825 staf setelah sebelumnya memotong gaji.
Garuda Indonesia berpotensi mengurangi jumlah pesawat yang dioperasikan menjadi kurang dari setengah armada utamanya.
Irfan Setiaputra mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk bertahan dari krisis yang ditimbulkan oleh dampak pandemi. "Kami harus melalui restrukturisasi yang komprehensif," jelas Irfan Setiaputra.
"Kami memiliki 142 pesawat dan perhitungan awal kami tentang bagaimana kami melihat pemulihan ini telah berjalan, kami akan beroperasi dengan jumlah pesawat tidak lebih dari 70," sambungnya. (Tribun Network/har/ktn/wly/Bloomberg/ism/wly)