Berita Denpasar
Bertepatan dengan Purnama Sadha, Gedung MDA Denpasar Diresmikan
Gedung berlantai dua ini memiliki luas 3 are, dan dibangun di atas tanah milik Pemprov Bali seluas 34.7 are dengan biaya pembangunan Rp 3,2 miliar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Rabu, 26 Mei 2021 bertepatan dengan Purnama Sadha dilaksanakan peresmian gedung Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar yang berlokasi di sebelah barat Gedung Dharmanegara Alaya, Lumintang.
Gedung berlantai dua ini memiliki luas 3 are, dan dibangun di atas tanah milik Pemprov Bali seluas 34.7 are dengan biaya pembangunan Rp 3,2 miliar.
Dana pembangunan gedung ini menggunakan CSR Bank Pembangunan Daerah Bali.
Peresmian ini dihadiri oleh 35 bendesa se-Kota Denpasar dan juga perwakilan dari 42 subak.
Baca juga: Ditangkap Saat Akan Menempel Sabu di Renon Denpasar, Kade Surya Dituntut 9 Tahun Penjara
Bendesa Agung MDA Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan dengan diresmikannya satu lagi bangunan ini ia optimis desa adat di Bali akan semakin kuat.
Baginya tanpa adanya Gubernur Bali, Wayan Koster gedung megah ini tak akan pernah terbangun.
“Gedung MDA ini sungguh bagus dan megah. Kalau Gubernurnya bukan Pak Koster nggak akan ada begini-begini,” katanya.
Sukahet mengatakan, di gedung ini nantinya akan digunakan sebagai tempat berembug, memikirkan, dan menyusun program pembangunan desa adat.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengaku sangat berterima kasih karena Pemprov Bali telah membangun gedung MDA ini.
“Dulu kantornya gabung di kantor Dinas Kebudayaan. Kami bangga dan bahagia atas perhatian Bapak Gubernur. Kami akan memperkuat tatanan adat dan budaya Bali,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan sampai saat ini sudah lima gedung MDA yang diresmikan di Bali.
Kelimanya yakni Gedung MDA Karangasem, Buleleng, Jembrana, Tabanan, dan Denpasar.
Selanjutnya menyusul akan diresmikan gedung MDA di Badung, Klungkung, serta Gianyar.
Selain itu, sebelumnya pihaknya juga telah meresmikan gedung MDA Provinsi Bali dengan tiga lantai di kawasan Desa Sumerta Kelod.
Baca juga: Lakalantas di Jalan Buluh Indah Denpasar, Pria Asal Yogyakarta Tidak Sadarkan Diri
Koster mengatakan, pembangunan desa adat harus dilakukan secara tuntas.
“Khusus adat ini, saya sangat serius dengan sepenuh hati sekala niskala menjalankan niat membangun Bali berlandaskan adat istiadat yang telah diwariskan para leluhur kita yang suci,” kata Koster.
Oleh karena diciptakan orang-orang suci, maka Bali menjadi sakral, tenget, beraura dan metaksu.
“Membangun Bali tak boleh sembarangan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dibangun harus paham. Da ngawag-awag di Bali, nyen ngawag-awag jeg uwug,” katanya.
Selain itu, dirinya mengaku telah membuat Dinas Pemajuan Masyarakat Adat yang hanya ada satu-satunya di Bali.
Koster juga mengatakan, 9 gedung MDA di kabupaten/kota di Bali tuntas tahun ini.
“Semua pakai tanah provonsi dengan sumber pendanaan dari CSR kecuali Gianyar menggunakan APBD. BPD mengeluarkan CSR Rp 5 miliar, Pertamina saya datangi Pak Ahok dapat Rp 5 miliar dan masih banyak lagi,” katanya.
Agar kantor berfungsi dengan baik, Pemprov juga akan merekrut pegawai kontrak.
Juga akan ada mobil operasional untuk melakukan pembinaan lengkap dengan sopir.
“Bagus juga kalau Pak Wakil (Wakil Wali Kota Denpasar) juga peduli, gotong royong menyiapkan furniture, urunan OPD-nya, nggak usah pakai APBD, hilangkan serba APBD, padahal kita punya metode gotong royong. Setiap Dinas urunan satu-satu selesai, panggil usaha-usaha di Denpasar suruh nyumbang,” katanya.
Baca juga: Terkait Rencana Pembukaan Akasaka, Wakil Wali Kota Denpasar: Sepanjang Tidak Melanggar Kami Dukung
Saat ini dirinya mengaku tengah melakukan pra kondisi untuk bertindak lebih keras tahun 2022 dan 2023 nanti.
Hal ini dilakukan dikarenakan banyak pengusaha luar yang mencari untung saja di Bali dan tidak ada tanggungjawab kepada alam serta budaya Bali.
“Kita kerja keras odalan, mecaru agar mau bagus, datang orang luar, mereka yang dapat untung,” katanya. (*)
Artikel lainnya di Berita Denpasar