Berita Klungkung
Ketut Nemprig Lari Tunggang Langgang, Lahan Penggaraman & Gubug Perajin Garam Rusak Diterjang Ombak
Ketut Nemprig dan rekannya merupakan perajin garam yang setiap harinya beraktivitas di pesisir Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Klungkung
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Ni Ketut Nemprig (45), duduk berteduh bersama dua orang rekannya di pesisir Karangdadi, Desa Kusamba, Klungkung, Rabu 26 Mei 2021.
Seharian mereka tidak bisa membuat garam, karena ladang penggaraman mereka rusak diterjang ombak tinggi.
Ketut Nemprig dan rekannya merupakan perajin garam yang setiap harinya beraktivitas di pesisir Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Klungkung.
Mereka berteduh sejenak di sebuah gubuk berdinding gedeg, setelah selesai membereskan puing-puing alat penggaraman mereka yang rusak diterjang ombak tinggi.
Baca juga: Warung hingga Lahan Pertanian Warga di Pesisir Karangdadi Klungkung Rusak Diterjang Air Laut Pasang
" Hari ini purnama, ombak memang tinggi dan air laut pasang.
Tapi ombak yang terjadi hari ini, paling besar dari yang sebelumnya," ungkap Ketut Nemprig.
Ia menceritkaan, pada pagi hari dirinya sebenarnya hendak membuat garam di pesisir Karangdadi.
Apalagi matahari sedang terik, dan cuaca sedang mendukung untuk membuat garam.
" Saya pagi hari sudah sempat menyiram ladang penggaraman, tapi ternyata ombak tinggi.
Air laut pasang sampai ladang penggaraman rusak," ujarnya.
Karena itu, ia mengurungkan niatnya menyiram ladang penggaraman, dan memilih menggarap bahan baku garam yang telah disiapkan hari sebelumnya.
Hanya saja sekitar pukul 11 siang, tiba-tiba ombak semakin besar.
Kali ini air laut tidak hanya sampai di ladang penggaraman, tapi sampai menerjang gubuk warga.
Para perajin garam tersebut sampai lari tunggang-langgang.
Baca juga: Sektor Pertanian di Klungkung Harus Berbasis Hasil
" Saya teriak memanggil rekan-rekan lainnya dan sampai berlari menyelamatkan diri. Ombaknya besar sekali sampai di pesisir," jelasnya.
Meskipun demikian, Nemprig dan rekannya tetap bersyukur karena gubuk mereka tidak sampai mengalami kerusakan yang berat.
Mereka juga berencana akan kembali memindahkan gubuk penggaraman ke lokasi yang lebih aman.
" Kami sebenarnya sudah berkali-kali memindahkan gubuk karea diterjang ombak," keluhnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Klungkung