Travel
Kisah Pak Min Merintis Usaha Kuliner Tipat Kari Bakso di Pasar Badung Sejak 1985
Warung bakso milik pak min cukup unik mengingat kuah bakso di warung ini dipadukan dengan kuah kari.
Penulis: Harun Ar Rasyid | Editor: Noviana Windri
Di masa-masa awal, dia berjualan hanya menggunakan bakul.
Namun, Pasar Badung yang beberapa kali mengalami kebakaran membuat Ia berpindah-pindah.
“Waktu dulu itu saya mikul, jualannya pake bakul itu dah, belum bisa pake rombong atau gerobak, dulu masih becek soalnya, masuk ke pasar badung gangnya juga sempit,” ingatnya.
Akan tetapi Ia selalu kembali ke Pasar Badung untuk berjualan.

• Termasuk Semur, 9 Kuliner Indonesia Ini Ternyata Diadaptasi dari Masakan Belanda
Pasar Badung merupakan tempat dimana hampir selama 40 tahun Ia mengais rizki.
“Ya di Pasar Badung ini, tapi dulu masih masih jelek, dulu ini beberapa kali kebakaran, sempat pindah-pindah tapi balik lagi ke sini [Pasar Badung],” kisah pria berumur 65 tahun tersebut.
Hari ini, pengunjung Pasar Badung merupakan pembeli utamanya.
Di masa pandemi, Ia mengaku pengunjung makin sepi.
Selain pandemi, lokasi warungnya yang di lantai empat menurutnya menjadi salah satu faktor sepinya pembeli yang mengunjungi warungnya.
Hal ini cukup beralasan, akses lift yang mati serta eskalator yang kadang tidak hidup bisa jadi membuat sebagian orang agak malas untuk naik ke lantai empat Pasar Badung.
“Tapi kita tetap buka. Biar sepi atau apa kita harus semangat,” ujarnya dengan nada yang ditinggikan.
Kuliner unik ini hanya bisa dijumpai di Pasar Badung.
Ia tidak membuka cabang di tempat lain.
Di umurnya yang semakin tidak muda, anak-anaknya membantu dirinya untuk berjualan bakso kari.
Ia mengaku belum ingin pensiun.