Travel
Kisah Pak Min Merintis Usaha Kuliner Tipat Kari Bakso di Pasar Badung Sejak 1985
Warung bakso milik pak min cukup unik mengingat kuah bakso di warung ini dipadukan dengan kuah kari.
Penulis: Harun Ar Rasyid | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketika ditanya apa harapan untuk warung bapak di masa pandemi ini, dia menjawab “Ya orang kecil mau melapor kemana, jadinya ya bersyukur saja”
Paimin, namanya lah yang menjadi nama warung bakso karinya, yaitu ‘Warung Jawa Pak Min”. warung milik Pak Min, panggilan akrabnya bisa ditemukan di lantai empat pasar badung.
Warung bakso milik pak min cukup unik mengingat kuah bakso di warung ini dipadukan dengan kuah kari.
Kuah kari yang kental dengan tambahan tipat atau lontong menjadikan makanan ini sangat pas untuk dinikmati sehabis berkeliling Pasar Badung yang megah.
Pak Min pertama kali datang ke Bali sekitar tahun 1973.
• Nikmatnya Tipat Kari Bakso Warung Pak Min, Jangan Lupa Mampir ke Lantai 4 Pasar Badung Denpasar
• Nikmatnya Nasi Ayam Khas Bali di Warung Nasi Ayam Ibu Oki, Kuliner Favorit Para Pelancong
Waktu itu dirinya berusia 18 tahun.
Ia datang dari Solo, kota yang terkenal dengan batiknya itu.
Selain batik, Solo juga sering diidentikan dengan dengan Bakso.
Ketika sampai di Bali, dia berpikir untuk memulai usaha.
Sekitar tahun 1985 dia memberanikan diri untuk membuka warung bakso kari miliknya.
Ia yang berasal dari Solo yang memang identik dengan bakso ingin membuat makanan baru.
Ia datang dengan ide untuk membuat bakso dengan kuah kari.
Berbagai racikan bumbu Ia coba untuk mendapatkan rasa terbaik untuk warung bakso kari yang akan dia dirikan.
“Bumbunya memang bikin sendiri, secara tradisional. Pokoknya komplit, bumbunya genap. Ada kali sekitar 15 bumbu,” ujar laki-laki yang sudah mempunyai belasan cucu tersebut.
Pertama kali dia memang berjualan di pasar Badung.