Berita Tabanan

WASPADA Gelombang Tinggi di Pesisir Tabanan, Patroli Laut Libatkan Pecalang Desa Adat

WASPADA Gelombang Tinggi di Pesisir Tabanan, Patroli Laut Libatkan Pecalang Desa Adat

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Made Prasetia Aryawan
Petugas Kepolisian Polres Tabanan saat melakukan patroli dan edukasi ke masyarakat di pesisir Pantai Tabanan, Jumat 28 Mei 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Satuan Polisi Air Polres Tabanan rutin melakukan patrol dan berkoordinasi dengan pihak desa pesisir di tengah ancaman gelombang tinggi sejak beberapa hari terakhir.

Warga terutama nelayan diimbau agar terus waspada dan memperhatikan kondisi air laut saat hendak beraktivitas di perairan.

Sejak Purnama pada Rabu 27 Mei 2021 lalu, air pasang terjadi dan gelombang laut di perairan Tabanan mencapai 1.5 meter.

“Langkah-langkah yang kita lakukan adalah seperti sosialisasi, pemasangan spanduk larangan melaut saat cuaca ekstrem, dan pendekatan terhadap warga di daerah pesisir untuk tetap waspada,” kata Kasat Polairud Polres Tabanan, Iptu I Wayan Putra Yadnya saat dikonfirmasi.

Menurut Iptu Putra Yadnya, selama ini pihaknya juga tetap berkoodinasi dengan pecalang laut di desa pesisir untuk mengimbau warga agar tetap memperhatikan kondisi cuaca.

Terlebih lagi, gelombang tinggi dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari kedepan.

“Kita juga mengingatkan agar lebih waspada kepa seluruh masyarakat terutama warga pesisir. Kita juga tetap berkoordinasi dengan pecalang laut di masing-masing desa untuk tetap mengawasi kondisi pantai,” kata mantan Kanit Reskrim Polsek Baturiti ini.

“Ketinggian gelombang di daerah Tabanan sekitar 1,5 meter saja. Tapi, ombaknya yang begitu kencang sudah terjadi sejak sehari sebelum bulan Purnama kemarin.

"Air laut sampai 3 meter ke pesisir, artinya lebih meluber dari biasanya. Kalua sebelumnya tidak sampai seperti ini (meluber),” ungkapnya.

Baca juga: Puluhan Jukung Nelayan di Ujung Pesisi Karangasem Rusak Diterjang Gelombang Tinggi

Di Tabanan yang paling fatal adalah di pantai Soka. Namun secara umum sepanjang pesisir Tabanan harus tetap diwaspadai karena cuaca atau gemlombang tinggi kerap tak menentu.

“Intinya mari kita tetap waspada agar tak terjadi hal-hal yang tak kita inginkan,” imbaunya.

Sebaiknya Istirahat
Sebelumnya, peralihan musim dari hujan ke kemarau harus diwaspadai masyarakat terutama para nelayan pesisir pantai di Bali, termasuk warga Tabanan.

Para nelayan di Tabanan diimbau "istirahat" sementara sebelum kondisi membaik.

Musim peralihan ini berpotensi menimbulkan gelombang tinggi dan angin kencang.

Cuaca ini diperkirakan terjadi mulai bulan Mei hingga akhir Juni 2021 mendatang.

"Sekarang kita harus sangat waspada. BMKG dan kita juga sudah sampaikan imbauan kepada seluruh nelayan untuk mewaspadai cuaca saat ini. Apalagi saat ini kerap terjadi kecepatan angin hingga diatas 14 Knot dan tidak baik untuk melaut," ungkap Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, I Ketut Arsana Yasa saat dikonfirmasi.

Baca juga: Beli Tembakau Gorila Via Instagram, Teman Sekelas SMA di Tabanan Kini Reuni di Rutan BNNP Bali

"Secara Bali kita sudah turun temurun mengalaminnya. Ini terjadi pada sasih jiyestha, sadha, kasa. Waktu tiga bulan atau mulai bulan Mei hinga akhir Juli mendatang itu kita sudah sangat susah untuk melaut di tengah peralihan musim dari hujan ke kemarau.

"Secara satelit, terjadi hembusan angin balik yang semula dari barat dan sekarang dari timur. Ini semua membuat cuaca buruk buat nelayan laut selatan karena akan terjadi gelombang cukup tinggi dan angin yang kencang," imbuh pria yang juga sebagai Anggota DPRD Tabanan ini.

Menurutnya, cuaca buruk ini memang sering terjadi sesuai dengan pengalaman puluhan tahun turun temurun.

Sehingga kita harus mengikuti saran dan imbauan dari BMKG dan melihat kondisi di lapangan.

"BMKG dan kita akan terus pantau situasi dan sudah berikan imbauan kepada seluruh nelayan untuk waspada di tengah cuaca peralihan musim ini. Kewaspadaan nelayan sangat diperlukan di tengah kondisi ini untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan," imbaunya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved