Corona di Bali

Jika Korban KIPI Setelah Vaksin AstraZeneca Masih Banyak, Prof Mahardika Minta Penggunaan Dihentikan

Kegiatan Vaksinasi Covid-19 khususnya di Provinsi Bali banyak menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika masyarakat Bali mulai menerima vaksin Astra

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Ahli Virologi Unniversitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kegiatan Vaksinasi Covid-19 khususnya di Provinsi Bali banyak menimbulkan pro dan kontra.

Terlebih ketika masyarakat Bali mulai menerima suntikan vaksin Covid-19 jenis astraZeneca. 

Pasca kegiatan vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin jenis astraZeneca, banyak warga yang terkena KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) ringan seperti demam, mual hingga muntah.

Hal ini membuat banyak masyarakat khawatir terkait penggunaan vaksin ini.

Baca juga: Jembrana Dapat Tambahan 27.020 Vaksin Biofarma dan AstraZeneca

Terkait kondisi tersebut, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana ketika dikonfirmasi mengatakan, jika semakin banyak masyarakat mengalami KIPI setelah menerima suntikan vaksin jenis Astrazeneca, maka penggunaan vaksin ini harus dihentikan. 

"Jika semakin banyak yng mengalami KIPI, maka vaksin Astrazeneca penggunaannya harus dihentikan sampai ada pengujian lebih lanjut."

"Kalaupun tetap digunakan, harus ada protokol yang ketat diterapkan pasca vaksinasi dilakukan, baik itu dari dokter yang sudah menyediakan antidot vaksin," paparnya pada, Senin 31 Mei 2021. 

Baca juga: Ketua Komnas KIPI Ungkap Kematian Abdul di Denpasar Bukan Karena Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Lebih lanjut ia mengatakan, jika penerima vaksin Covid-19 mengalami gejala alergi setelah divaksin, penerima vaksin tersebut yang harus jujur dengan kondisinya.

Salah satu protokol yang harus diterapkan dalam proses vaksinasi dengan vaksin Astrazeneca adalah memperpanjang masa observasi si penerima vaksin yang sebelumnya selama 30 menit menjadi satu jam. 

"Karena inkubasi vaksin bisa langsung terjadi dalam waktu satu jam, sehingga waktu observasinya harus diperpanjang menjadi satu jam."

"Jika dalam waktu satu jam ada gejala seperti keluar keringat dingin, kepala pusing, badan panas hingga nyeri sendi, maka penerima vaksin harus segera berobat sehingga KIPI yang dialami tidak berakibat fatal," tambahnya. 

Baca juga: Kemenkes Tetap Gunakan AstraZeneca Karena Terbukti Efektif Untuk Varian Baru Virus Corona

Sementara ketika disinggung apakah dengan penyuntikan astraZeneca yang menimbulkan KIPI tersebut akan berdampak pada target pencapaian vaksinasi di Indonesia, ia mengatakan menurutnya hal tersebut tidak akan menghambat pencapaian vaksinasi di Indonesia. 

"Saya rasa tidak, karena di Indonesia sendiri sudah ada tujuh jenis vaksin yang masuk, sehingga berkurang satu jenis bisa menggunakan jenis vaksin yang lain," tambahnya. 

Efektif terhadap Varian Baru

Beberapa kasus Kejadian Ikutan Pasca Imuniasi (KIPI) membuat masyarakat khawatir atas penggunaan vaksin AstraZeneca yang saat ini banyak digunakan untuk vaksinasi massal. 

Namun demikian Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI masih akan menggunakan vaksin Covid-19 dengan merek tersebut. 

Melalui Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi, Kemenkes masih akan menggunakan vaksin AstraZeneca karena dinilai memberikan manfaat yang lebih besar. 

Ia berujar, yang menjadi tantangan saat ini adalah masalah ketersediaan vaksin. 

Angka kasus Covid-19 yang terus melonjak membuat produsen vaksin mengutamakan vaksinasi untuk masyarakat di negaranya terlebih dahulu.

Untuk itu ia mengimbau agar masyarakat tidak memilih-milih vaksin Covid-19 yang akan digunakan nantinya.

“Saat ini semua negara sama-sama tengah membutuhkan vaksin. Jadi, vaksin merek apapun memiliki manfaat yang sama,” kata Nadia melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin 24 Mei 2021.

Menimpali pernyataan Nadia, pakar imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, saat ini AstraZeneca menjadi vaksi Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Bahkan, lanjut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin ini aman dan efektif untuk melindungi tubuh dari risiko Covid-19 yang sangat serius.

“Ini termasuk risiko kematian, rawat inap, dan penyakit parah.

Efek samping yang jarang terjadi setelah vaksinasi, seperti kebas dan pegal pada daerah penyuntikan, hingga demam tinggi ini kecil artinya jika dibandingkan dengan risiko kematian akibat Covid-19,” jelasnya.

Penjelasan dari Nadia dan Elizabeth bukanlah tanpa bukti.

Hasil studi terbaru yang dikeluarkan Public Health England (PHE) menyebut bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, 66 persen ampuh mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 B.1.1.7 atau varian Inggris.

Sementara itu, satu dosis vaksin AstraZeneca terbukti efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 Inggris sebesar 50 persen, tiga minggu setelah disuntikkan ke dalam tubuh.

Selain itu, penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu 5 April-16 Mei 2021 itu juga mengemukakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, 60 persen efektif mengurangi kesakitan dari varian Covid-19 B.1.617.2 atau varian India.

Satu dosis vaksin ini juga 33 persen ampuh mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 India setelah tiga minggu disuntikkan.

Sebagai informasi, program vaksinasi Covid-19 nasional telah berjalan secara bertahap sejak awal tahun 2021.

Indonesia menggunakan dua jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi gratis, yakni Sinovac dan AstraZeneca.

Secara nasional, per 23 Mei 2021, progres vaksinasi Covid-19 tahap pertama telah mencapai 14.890.933 dosis.

Sedangkan tahap kedua sebanyak 9.871.644 dosis.

Pelaksanaan vaksinasi nasional juga sempat diwarnai dengan temuan mutasi virus baru dari Covid-19, yakni B.1.1.7 dari Inggris, B.1.617.2 dari India, dan B1.351 dari Afrika Selatan.

Adanya temuan baru tersebut tak ayal sempat memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat terkait efektivitas vaksin untuk melindungi tubuh, khususnya jenis AstraZeneca yang digunakan setelah Sinovac. (*)

Berita lainnya di Vaksinasi Covid-19

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terbukti Efektif untuk Varian Baru Covid-19, Kemenkes Pastikan AstraZeneca Tetap Digunakan"

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved