MGPSSR Gelar Diklat Kepemangkuan dan Serati, Belajar Membuat Banten hingga Ngringkes Layon

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MHPSSR), bekerjasama dengan PHDI Bali, UHN IGB Sugriwa, serta Kementerian Agama menggelar diklat kepemangkuan, sarati dan calon pandita.

Kegiatan yang berlangsung selama enam bulan ini dibuka pada Sabtu 15 November 2025 kemarin.

Ketua PHDI Bali yang juga Ketua Umum MGPSSR, I Nyoman Kenak mengatakan ada 81 peserta dalam diklat ini.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 orang merupakan calon pandita dan sisanya adalah pemangku dan serati banten.

Baca juga: PHDI Denpasar Tempati Kantor Baru di Taman Kota Lumintang,  Tak Lagi Berkantor di PHDI Bali

"Kegiatan ini memang rutin kami gelar setiap tahunnya untuk meningkatkan kompetensi pemangku hingga serati banten," kata Kenak, Minggu 16 November 2025.

Dalam enam bulan tersebut, peserta akan mengikuti pelatihan setiap Sabtu dan Minggu.

Nantinya diakhiri dengan ujian, lalu majaya-jaya dan peserta mendapatkan sertifikat.

"Pelatihannya ketat. Kalau tidak mengikuti semua kegiatan, peserta tidak lulus," imbuhnya.

Pelatihan yang diberikan meliputi 30 persen materi dan 60 persen praktik.

Materi tersebut meliputi teologi Hindu, sesana, dharmagita, wariga termasuk tentang banten.

Selain itu ada juga materi terkait dengan ngeringkes layon atau menangani jenazah secara Hindu Bali.

"Saya yang akan memberikan materi itu, dari membuat pengulung, pembersihan, langsung praktik," paparnya.

Selain itu, selama pelatihan, pemangku juga akan ikut ngiring sulinggih untuk praktik langsung.

Untuk pengajarnya berasal dari kalangan sulinggih, akademisi UHN IGB Sugriwa, PHDI, dan Kemenag.

"Untuk ujiannya serati membuat banten, langsung pemangku nganteb. Dinilai kekompakannya juga dalam menyiapkan banten sampai nganteb," paparnya.

Setelah pembukaan, pelatihan perdana akan di gelar usai Galungan ini. (*)

Kumpulan Artikel Bali