Tak Ingin Ada Stigma Negatif, Nama Varian Covid-19 Diganti WHO Jadi Seperti Ini 

Varian virus corona yang dianggap mengkhawatirkan oleh WHO dan dikenal umum oleh publik sebagai varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan India.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Shutterstock/Alexandros Michailidis
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUN-BALI.COM - World Health Organization alias WHO mengganti nama varian virus Covid-19 dengan alphabeth Yunani agar tak menimbulkan kesan negatif. 

Hal ini dilakukan WHO untuk menghindari stigmatisasi yang salah dari negara tempat varian tersebut terdeteksi pertama kali. 

Sistem baru ini dilakukan untuk varian yang menjadi perhatian, seperti dilansir Aljazeera. 

Empat varian virus di antaranya beredar dan varian tingkat kedua sedang dilacak.

"Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

"Akibatnya, orang sering menggunakan sebutan varian berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, yang menstigmatisasi dan diskriminatif."

Terjemahan: Hari ini, @WHO mengumumkan label baru yang mudah diucapkan untuk # SARSCoV2 Variants of Concern (VOCs) & Interest (VOIs).

Mereka tidak akan menggantikan nama ilmiah yang sudah ada, tetapi ditujukan untuk membantu dalam diskusi publik tentang VOI/VOC

Empat varian virus corona yang dianggap mengkhawatirkan oleh WHO dan dikenal umum oleh publik sebagai varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan India.

Kini varian tersebut telah diberi huruf Alpha, Beta, Gamma, Delta sesuai urutan pendeteksiannya.

Varian lain akan terus mengikuti urutan alfabet.

WHO dalam pernyataan itu mendorong media dan otoritas nasional untuk mengadopsi label baru tersebut.

Aksi Kekerasan Melonjak Selama Pandemi

Awal bulan ini, Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang kejahatan rasial yang bertujuan melindungi orang Asia-Amerika yang mengalami lonjakan serangan selama pandemi COVID-19.

Kelompok anti-ekstrimisme AS mengatakan, jumlah serangan dan kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika telah meledak sejak awal krisis.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved