Berita Gianyar
Pekerja Migran di Gianyar Urus Keberangkatan, Sutarma: Tinggal di Sini Tidak Ada Masa Depan
Pekerja Migran di Gianyar Urus Keberangkatan, Sutarma: Tinggal di Sini Tidak Ada Masa Depan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ada berbagai alasan atau motivasi orang Bali merantau hingga ingin bekerja di luar negeri.
Salah satunya adalah harapan akan masa depan yang lebih baik.
Hal itu diungkapkan oleh seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Ubud, Nyoman Sutarma.
Sutarma menyebut dirinya sangat antusias mencari tahu lowongan pekerjaan di luar negeri.
Dia mengaku tidak kuat berada di Bali, karena tidak ada pekerjaan yang bisa diandalkan.
"Kalau hanya bekerja buat bisa makan sehari mungkin bisa, tapi untuk masa depan, tinggal di sini tidak ada masa depan. Apa-apa serba sulit akibat pandemi," ujar pemuda yang akan bekerja di sebuah kapal pesiar tersebut.
Baca juga: Minat Warga Gianyar Kerja di Jepang Rendah, Artawa: Padahal Hasilkan Rp 22 Juta Per Bulan
Saat ini para pekerja migran yang sebelumnya dipulangkan akibat pandemi covid-19, telah mulai mempersiapkan dokumen keberangkatan bekerja lagi keluar negeri.
Meskipun saat ini masih masa pandemi, namun mereka bersikeras untuk berangkat.
Sebab, di Bali sendiri kini sangat sulit bertahan hidup dengan mengandalkan skill kepariwisataan.
Data yang dihimpun Tribun Bali dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Gianyar pada Kamis 3 Juni 2021, dari 1.500an tenaga migran Indonesia (PMI) asal Gianyar yang sebelumnya pulang kampung akibat pandemi, sebanyak 196 orang telah mengurus dokumen keberangkatan.
Sementara sisanya, masih melakukan persiapan.
Baca juga: Diduga Ada Ketidakadilan, Kini Tenaga Harian Lepas Kantor DLH Gianyar yang Mengeluh Soal Gaji
Kadisnaker Gianyar, Anak Agung Dalem Jagadhita mengakui seratusan PMI sudah memiliki dokumen sah untuk berangkat, tempat 196 orang.
Kata dia, Disnaker memfasilitasi seluruh dokumen keberangkatan, sehingga ketika di negara tujuan mereka sudah melewati prosedural yang sah.
"Itu yang 196 PMI sudah ada yang berangkat, ada yang menunggu panggilan dari perusahaannya," ujar Jagadhita.
Ditambahkan Jagadhita, untuk PMI yang berangkat tanpa disertai dokumen yang sah, dipastikan dipulangkan, mengingat pemeriksaan PMI saat ini semakin ketat.