Pintarnya Anjing BNNP Bali, Selain Bisa Endus Narkoba 8 Kg Juga Bisa Treadmill di Gym Dan Renang

Dua ekor anjing pelacak milik BNNP Bali ini berasal dari negeri kincir angin Belanda

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Tara saat beraksi bersama jajaran petugas operasi interdiksi narkoba BNNP Bali. 

"Sedangkan ikatan dalam hal ini pawang dan anjing harus bonding, menyatu, mempunyai ikatan," sambung dia.

Baru dan Tara memiliki cara aktif jika menemukan BB Narkoba yakni dengan cara menggaruk, namun adapula cara lain yang digunakan anjing pelacak cara pasif seperti duduk, menggonggong dan tiarap.

Kendala yang dihadapi oleh pawang adalah saat anjing mengalami Loop atau masa menstruasi selama 14 hari. Maka anjing tersebut tidak dapat menjalankan operasi karena tidak fokus, malas dan berpotensi terjadi distract.

Selain itu, anjing pelacak BB Narkoba atau anjing yang bertugas untuk negara tidak untuk diperanakkan atau dikawinkan.

"Kalau sudah pernah kawin tidak akan fokus dalam mencari BB dan kalau melahirkan tidak sekuat sebelum melahirkan," katanya.

BNNP Bali bekerja sama dengan rumah sakit hewan Universitas Udayana jika terjadi permasalahan kesehatan pada Baru dan Tara.

"Salah satu anjing ini pernah sakit karena menahan kencing sehingga terjadi infeksi saluran kandung kemih dan berhasil sembuh atas penanganan dokter hewan RS Unud," ujar dia.

Sejatinya ada empat jenis anjing pelacak milik BNN RI, selain Labrador dan GSD, adapula anjing gembala Belgia Beligan Malinois, dan Beagle.

Pawang Anjing BNNP Bali

Anjing pelacak narkotika bukanlah anjing one man one dog, sehingga baik Fadli dan Komang keduanya bisa menjadi pawang yang baik dan menyatu dengan kedua anjing ini. 

Ia pun memiliki keyakinan dalam diri bahwa ia bekerja untuk negara dan menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba, sehingga ia menjalankan tugas ini dengan tulus.

Tak jarang, air liur anjing ini menempel pada tubuhnya.

Jika terkena air liur anjing, Fadli yang seorang muslim ini pun membasuh dirinya dengan air, sabun atau tanah sebanyak tujuh kali sampai benar-benar bersih dan steril seperti ajaran yang diyakini dalam agamanya. 

"Kalau untuk salat diterima tidaknya urusan kita dengan Tuhan, itulah yang kita pegang prinsip kita menyelamatkan generasi bangsa, dan ini pekerjaan halal, tidak memelihara, tapi bekerja untuk negara, memburu narkoba," kata pria berzodiak Gemini kelahiran Jakarta 21 Juni 1990 ini.

Meskipun masih bertatus Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil, Fatul Fadli dan Komang Mas Satriawan ikhlas dan begitu mencintai pekerjaan mulia ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved