Berita Bali

Imbas Pandemi di Bali, Dari 30 Armada yang Dimiliki Purnayasa Trans Kini Hanya Tinggal 15 Unit Bus

Kami dari awal Covid-19 sudah stuck atau diam tidak beroperasi, bisa dilihat sekarang kondisi armada di sini. Kondisi bus jok nya sudah pada berjamur

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Karyawan Purnayasa Trans membersihkan kaca bus sebagai bagian dari perawatan rutin. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Salah satu anggota Pawiba yakni Purnayasa Trans mengaku sejak awal pandemi Covid-19 melanda Bali di bulan Maret 2020 lalu, usaha jasa angkut wisatanya terdampak dan masih berlangsung hingga sekarang.

"Kami dari awal Covid-19 sudah stuck atau diam tidak beroperasi, bisa dilihat sekarang kondisi armada di sini.

Kondisi bus jok nya sudah pada berjamur, kotor dan mesin juga susah nyala," kata pemilik Purnayasa Trans, Putu Gede Putra, saat ditemui tribunbali.com di garasi busnya Senin 7 Juni 2021.

Sebelumnya Putu Gede memiliki armada bus sebanyak 30 unit dengan kapasitas mulai dari 20 hingga 40 seat, namun saat ini lebih kurang hanya ada 50 persen nya atau 15 unit.

Baca juga: Miris, 100 Unit Lebih Angkutan Wisata di Bali Ditarik Leasing Hingga Dilelang Akibat Pandemi

Pengurangan armada ini dikarenakan selain ditarik leasing karena tidak dapat membayar angsuran, juga karena dijual murah atau lelang.

"Kalau di Purnayasa itu ada sekitar 30 unit dan sekarang sudah setengahnya tidak ada.

Ada yang diambil atau ditarik sama Leasing karena kita dengan kondisi begini tidak bisa bayar angsuran, daripada kita bingung juga kan sudah kita lepas saja," ungkapnya.

Putu Gede mengaku kewajiban atau membayarkan angsuran tiap bulan rata-rata satu unit bus sebesar Rp 20 juta hingga Rp 30 juta, dengan tahun pabrikan bus tergolong muda dan rata-rata yang ditarik Leasing adalah bus tahun-tahun muda.

Ia juga sudah memanfaatkan atau menggunakan program relaksasi pada tahun lalu, namun karena kondisi pandemi masih terus berjalan dan belum berakhir tetap tidak terlalu mengurangi beban kewajiban, karena menurutnya meskipun ada relaksasi kita tetap membayar.

"Tidak sepenuhnya kosong (tidak bayar) ada tetap bayar kan, kondisi tamu tidak ada ya sama saja kayak bunuh diri. Harapan saya semoga ada perhatian lebih dari pemerintah ke pelaku pariwisata khususnya transport di Bali untuk ada bantuan agar kita bisa bernapas lagi," tutur Putu Gede.

Untuk sekedar tetap mendapatkan penghasilan, garasi yang setengahnya kosong karena unit bus sudah ditarik Leasing ada pengusaha jetski membutuhkan garasi.

Putu Gede mengambil peluang tawaran tersebut dan menyewakan sebagian lahan garasinya untuk tempat menaruh jetski.

100 Unit Kendaraan Ditarik Leasing

Seperti diwartakan, pandemi Covid-19 sudah berlangsung setahun lebih, perekonomian Indonesia dan Bali khususnya sangat terpuruk hingga sekarang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved