Berita Bali
Cerita Putu Juniartawan, PMI Jembrana yang Lalui Syarat Rumit Sebelum Berangkat ke Kapal Pesiar
Cerita Putu Juniartawan, PMI Jembrana yang Lalui Syarat Rumit Sebelum Berangkat ke Kapal Pesiar
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Widyartha Suryawan
Termasuk crew kapal atau member asal Indonesia yang diperkirakan berjumlah sekitar 15 bus besar.
Sehari sebelum menuju kapal pesiar, pihak satgas di Cyprus melakukan test swab terhadap penghuni hotel yang sebagian besar adalah ABK kapal pesiar.
Setelah memenuhi syarat barulah diangkut menuju kapal pesiar yang berjarak satu jam dari hotel tepatnya di pelabuhan Limassol, Cyprus.
“Sebelum masuk kapal, saya dan semua crew menjalani screening lagi, pemeriksaan dokumen dilakukan, serta dokumen penting yang berkaitan dengan kesehatan, pemeriksan tes suhu tubuh, pemeriksaan kadar oksigen dalam tubuh oleh tim kesehatan di kapal semua dicek,” ucap mantan wartawan media online di Bali itu kepada Tribun Bali, Jumat 11 Juni 2021.

Ia melanjutkan, setelah syarat terpenuhi, dirinya diarahkan menuju kabin yang menggunakan fasilitas kamar tamu dengan balcony.
Di dalam kapal, Juniartawan menjalani karantina 14 hari, makan dikirim hanya sampai di depan pintu dengan jatah makan tiga kali sehari.
Selama karantina, suhu tubuh juga diperiksa sebanyak dua kali dalam sehari.
Di hari ke 13 petugas Satgas dari negara Cyprus kembali melakukan tes swab di dalam kapal. Sepanjang karantina kapal masih berada di perairan Cyprus, hanya sesekali berlabuh ketika perlu suplay kebutuhan.
“Setelah melewati masa karantina di dalam kapal, dan dinyatakan bebas covid, baru diperintahkan keluar oleh bagian divisi restoran yang mana saya bekerja di bagian divisi pelayanan restoran,” ungkapnya.
Belum Layani Tamu
Juniartawan menceritakan, dirinya saat ini berada di Kapal pesiar Anthem of the Seas milik dari perusahaan Royal Caribbean International.
Di perusahaannya, masih banyak PMI yang belum berangka karena terkendala sejumlah syarat yang harus dipenuhi.
Tak hanya itu, tiap negara yang dituju juga memiliki peraturan yang berbeda-beda.
Menurut Juniartawan, sebagian besar belum memulai ke pelayanan terhadap tamu.
“Menurut rencana di kapal saya, pelayanan terhadap tamu mulai pertengahan Juli ini. Dengan kapasitas sangat minim sekitar 30 persen sebagai uji coba dari kapasitas maksimum 4000 jumlah tamu,” jelasnya.
Adapun kondisi kapal saat ini hanya terisi crew member dari berbagai negara. Jumlahnya sekitar 2000 orang, baik yang masih menjalani karantina dan sudah melewati masa karantina.