Berita Karangasem

Penyuluh Bahasa Bali di Karangasem Konservasi Lontar yang Berusia Ratusan Tahun

Dari puluhan lontar yang diperoleh di Kecamatan Selat, ditemukan lontar yang  sudah berusia ratusan tahun dengan kondisi memprihatinkan

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Saiful Rohim
Petugas penyuluh bahasa bali di Karangasem melakukan konservasi lontar di Kecamatan Selat, Rabu (16/6/2021) siang. Kegiatan ini dilakukan untuk melestarikan lontar kuno 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Penyuluh Bahasa Bali di Karangasem melakukan konservasi dan inventarisasi lontar milik warga Bumi lahar, Rabu 16 Juni 2021.

Dari puluhan lontar yang diperoleh di Kecamatan Selat, ditemukan lontar yang  sudah berusia ratusan tahun dengan kondisi memprihatinkan.

Anggota Penyuluh Bahasa Bali Karangasem, Made Sudiantara, menjelaskan, konservasi dan identifikasi lontar dilakukan di rumah warga di Peringsari, Kecamatan Selat.

Kegiatan dilaksanakan  bersama tim dari Provinsi dan Kabupaten.

Baca juga: Vaksinasi Covid Lancar di Karangasem, Gede Dana Ucapkan Terimakasih ke Tenaga Medis dan Masyarakat

 Jumlah lontar yang dikonservasi  sebanyak 26 cakep.

"Lontar yang terkonservasi dan teridentifikasi terdiri dari geguritan, usada, wariga, kidung, serta kawisesaen.

Uniknya, dari 26 cakep yang teridentifikasi ditemukan lontar berangka tahun Caka 1819 di Peringsari, Kec. Selat," ungkap I Made Sudiantara.

Lontar yang ditemukan kondisinya cukup memprihatinkan karena lama tidak pernah dibuka.

Ada beberapa lontar yang tidak bisa diidentifikasi serta dikonseervasi karena rusak dan dimakan rayap.

"Kegiataan konservasi dan identifikasi lontar terus kita lakukan,"janji pria asli Kecamatan Bebandem.

Ditambahkan, warga antusias dengan kegiatan yang dilakukan penyuluh Bahasa Bali yang sudah ngayah merawat, dan mengidentifikasi lontar milik masyarakat.

Semua warga diminta untuk terbuka ke Penyuluh Bahasa Bali tentang keberadaan naskah lontar yang ada supaya bisa teridentifikasi.

Tujuan dari kegiatan konservasi dan pendataan karena ingin menyelamatkan naskah kuno. Mengingat nilai sastra lontar cukup tinggi di Bali.

Untuk diketahui, di tahun 2020 penyuluh sudah mendapatkan sekitar 100 cakep.

Baca juga: Kisah Angker Pura Goa Sudamala di Selat Karangasem, Bila Terkena Desti Hingga Cetik Bisa Disembuhkan

Pihaknya berharap masyarakat ikut serta dlam pelestarian naskah lontar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved