Berita Buleleng
Tangani Banjir di Wilayah Buleleng, Pusat Bangun Drainase hingga Sodetan di Tiga Ruas Jalan
Pembangunan ini untuk mempercantik perwajahan kota serta menangani banjir di Jalan Surapati, Ahmad Yani, dan Jelantik Gingsir
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Buleleng mendapat bantuan pembangunan drainase dan trotoar dari pemerintah pusat.
Pembangunan ini untuk mempercantik perwajahan kota serta menangani banjir di Jalan Surapati, Ahmad Yani, dan Jelantik Gingsir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, I Putu Adiptha dikonfirmasi Minggu (20/6/2021) mengatakan, proyek pembangunan dengan anggaran sebesar Rp 13 Miliar itu sudah dilakukan sejak delapan bulan lalu, dan ditargetkan tuntas pada Agustus mendatang.
"Pembangunan drainase dan trotoar di tiga titik itu dilakukan sepanjang tiga kilometer.
Baca juga: Samini Lihat Api Berkobar di Warungnya di Banyuasri Buleleng, Diduga Korsleting Listrik
Proyeknya dilaksanakan oleh Balai Jalan karena ruas jalannya merupakan aset nasional," terangnya.
Adiptha menyebut, pembangunan drainase dan trotoar ini memang menjadi usulan Pemkab Buleleng, untuk mempercantik wajah kota, serta untuk menangani banjir.
Mengingat tiga titik ruas jalan itu menjadi langganan banjir hampir setiap tahun.
"Untuk menangani banjir, juga dilakukan pembangunan sodetan di dua titik, yakni di wilayah Banyuasri dan Jalan Ahmad Yani Barat," katanya.
Kendati pemerintah sudah berupaya membangun sodetan, serta memperlebar saluran drainase, Adiptha berharap masyarakat lebih disiplin membuang sampah pada tempatnya.
"Kami tidak bisa memastikan tidak ada banjir setelah pembangunan ini. Karena masyarakat masih saja membuang sampah di saluran drainase.
Saat banjir terjadi, tim selalu menemukan tumpukan sampah seperti kasur hingga batang-batang pohon.
Jadi struktur bangunan yang sudah bagus ini harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya," jelasnya.
Selain itu, Adiptha juga mohon permakluman kepada pengguna jalan, mengingat pembangunan ini kerap menimbulkan kemacetan, dan berdebu.
Hal ini terjadi karena pembangunan langsung dilakukan di dua sisi jalan, untuk mengejar target.
Baca juga: Buleleng Usulkan Empat Seni dan Tradisi Dalam Penetapan Warisan Budaya Tak Benda
"Idealnya memang pekerjaan dilakukan di satu sisi dulu, biar tidak menimbulkan kemacetan.
Mungkin karena mengejar waktu sehingga dilakukan langsung di dua sisi jalan," tutupnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Buleleng