Direktur SD Kemendikbud Maklumi Kekhawatiran Orangtua Melepas Anaknya Ikut PTM Terbatas

Sri pun memaklumi kekhawatiran orangtua untuk melepas anak-anak mereka kembali ke sekolah di tengah pandemi Covid-19.

Editor: DionDBPutra
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Siswa kelas VI SDN 3 Banjar Jawa, Buleleng saat mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah, Kamis 4 Februari 2021. 

“Itu hak prerogatif orang tua untuk memilih anaknya mau PTM atau PJJ,” tegas Nadiem seperti dirangkum dari laman Kemendikbudristek. Ia menyebut, peran orang tua dalam kesuksesan PTM ini sangat penting. Tentunya ada peran kementerian terkait, dinas kesehatan, dan pihak sekolah.

Kementerian Kesehatan pun telah membuat protokol kesehatan yang sangat ketat.

“Namun, akhirnya kembali kepada keputusan orangtua sendiri untuk memilih apakah anak sudah boleh mengikuti tatap muka,” katanya.

Nadiem menjelaskan, masing-masing sekolah akan melalui polanya sendiri. Ada sekolah yang mau buka cuma dua kali seminggu, ada yang bergiliran pagi dan sore.

Masing-masing sekolah, kata dia, akan menentukan cara rotasinya, dan sistem itu tergantung kebutuhan masing-masing anak dan orang tua di lingkungan.

“Yang penting, karena aturan mainnya hanya boleh 50 persen kapasitas di sekolah, mau tidak mau akan jadi hibrida,” jelasnya.

Rekomendasi kedua, lanjut Nadiem, adalah orang tua disarankan langsung mengamati sendiri ke sekolah. Misalnya, tatap muka hari pertama, orang tua tidak mau kirim anak ke sekolah, tidak apa-apa.

Orang tua bisa datang dulu ke sekolah, memonitor bagaimana protokol kesehatan dan pembelajaran dijalankan. Hari kedua, mungkin orang tua lebih yakin dengan anak yang lebih disiplin lalu memutuskan tidak apa-apa anaknya pergi ke sekolah mengikuti PTM terbatas.

Hentikan Sementara Uji Coba

Alarm Covid-19 terus berbunyi untuk wilayah Jabodetabek. Kasus harian Covid-19 kian bertambah. Akibatnya, rumah sakit rujukan terancam kolaps. Tak sanggup menampung pasien.

Pemerintah pusat memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro selama 14 hari, mulai 22 Juni hingga 5 Juli 2021.

Satu di antara aturan selama pengetatan PPKM mikro adalah kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Lantas, bagaimana kegiatan belajar tatap muka yang rencananya digelar mulai Juli 2021?

Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi dari Pemprov DKI soal kegiatan belajar tatap muka. Pemprov DKI Jakarta hanya memutuskan untuk menghentikan sementara uji coba belajar tatap muka tahap kedua.

Uji coba belajar tatap muka tahap kedua digelar 9-16 Juni 2021 diikuti oleh 226 sekolah. Penghentian sementara belajar tatap muka itu sudah disepakati dalam rapat bersama Satuan Tugas Penanganan Covid-19 DKI Jakarta lantaran kasus Covid-9 terus meningkat.

Pemerintah Kota Tangerang membatalkan rencana sekolah tatap muka jenjang SD dan SMP di Kota Tangerang, Banten, yang rencananya digelar Juli 2021. Simulasi sekolah tatap muka yang seharusnya digelar pada Juni 2021 juga turut dibatalkan.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengakui, keputusan tersebut diambil lantaran lonjakan kasus Covid-19 di Kota Tangerang. "Jadi, sekarang kami sudah enggak mikirin PTM,"ujarnya. (tribun network/kompas.com)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved