Berita Denpasar
Kisah Reza Penjahit di Sanur yang Berharap Pariwisata Bali Dibuka, Jasa Jahit pun Harga Corona
Reza, wanita paro baya yang berprofesi sebagai tukang jahit membuka jasanya di kawasan Jalan Danau Tamblingan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sore itu seorang pemilik usaha penjahit membersihkan tokonya.
Pemilik toko tersebut adalah Reza, wanita paro baya yang berprofesi sebagai tukang jahit membuka jasanya di kawasan Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar, Bali.
Tujuh tahun membuka usaha menjahit di pinggir Jalan Danau Tamblingan, Reza merasakan dampak pandemi yang sangat memukul perekonomiannya.
Buka di kawasan wisata, tentu saja pasar dari toko penjahit Reza adalah wisatawan asing.
Baca juga: Kisah Wayan Pujana 15 Tahun Jadi Driver Pengangkut Sampah di Bali, Tidak Takut Terserang Penyakit
Dan alasannya masih membuka usaha penjahit hingga saat ini, karena sewa kontrakan tokonya masih berlaku dan dia merasa sayang jika ia harus menutup tokonya.
“Sisa kontrakan saya masih panjang, sekitar 5 tahun. Makanya saya tetap buka. Saat ini saya hanya bisa mengandalkan wisatawan yang masih tinggal di Bali dan beberapa orang lokal," katanya, Kamis 24 Juni 2021.
Sebelum virus Corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu muncul Reza bisa mendapatkan pesanan jahitan hingga 100 pcs.
Dan setelah wabah Corona menyerang, penurunan omsetnya sampai 80 persen.
Dalam sebulan ia hanya mendapatkan orderan menjahit sejumlah 15 hingga 20 pcs saja.
Dan untuk tetap mendapatkan customer, Reza terpaksa harus menurunkan jasa jahitnya.
Bahkan tak jarang beberapa pelanggan bule menawar jasa jahitnya karena dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Wisatawannya minta murah harganya. Kan ini harga pandemi, gitu katanya. Mereka kan tahu. Sekarang juga mereka bawa material sendiri. Jadi hanya perlu jasa jahit saja,” imbuh wanita asal Surabaya tersebut.
Ia juga menyebutkan, saat ini untuk jasa menjahit baju di tempatnya dipatok dengan 'harga pandemi' yakni Rp 100 ribu.
Sedangkan yang termahal untuk jasa jahit jas atau jenis lainnya.
Dan ketika ditanyai, apakah nanti jika pariwisata akan batal dibuka karena lonjakan kasus positif Covid-19, ia mengatakan tentunya akan sangat kecewa.