Corona di Indonesia

374 Dokter dan 325 Perawat Meninggal Sejak Pandemi Covid-19 Melanda Indonesia

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih menyebutkan, sebanyak 374 dokter meninggal dunia dalam kondisi positif Covid-19.

Editor: DionDBPutra
manado.tribunnews.com
Ilustrasi. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih menyebutkan, sebanyak 374 dokter meninggal dunia dalam kondisi positif Covid-19 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Sejak kasus pertama terdeteksi di Indonesia pada 20 Maret 2020, Covid-19 telah memakan banyak korban, termasuk dari tenaga kesehatan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menyebutkan, sebanyak 374 dokter meninggal dunia dalam kondisi positif Covid-19.

“Yang meninggal dari awal sampai 1 Juni 2021 itu dokter sebanyak 374 (orang),” kata Daeng dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Covid Gawat Darurat, Sabtu 26 Juni 2021.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyebutkan, banyak pula perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Baca juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali 26 Juni 2021, Positif : 246 Orang, Meninggal : 3 Orang

Baca juga: Progres Vaksinasi Covid-19 di Buleleng Bali Baru Mencapai 40 Persen

Dia mendapat laporan 325 perawat yang meninggal selama masa pandemi Covid-19.

“Tepatnya 325. Jadi setelah di Wisma Atlet itu ada tiga lagi. Satu di Yogyakarta, satu Jakarta, satu Karawang. Mereka meninggal dan dinyatakan Covid,” ungkap Harif.

Harif menambahkan, dalam dua pekan terakhir banyak perawat yang terpapar Covid-19.
Menurut dia, ada 324 perawat harus mendapat perawatan karena terinfeksi.

“Jadi kalau dalam data pemantauan kami saja yang masuk dalam dua minggu ini ada 324 orang perawat itu dalam data pemantauan sistem,” kata dia.

“Tapi secara laporan manualnya itu belum masuk, misal saya ambil contoh tadi pagi Karawang melaporkan ada 104 orang, kan begitu. Kemudian di Kudus Jawa Tengah itu laporan resmi nya 104 orang, belum masuk laporan di dalam terinfeksi di dalam dua minggu ini,” tuturnya.

Beban kerja makin berat

Harif Fadhillah mengatakan, beban kerja perawat makin berat di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Harif mengatakan, situasi pandemi saat ini dapat dikategorikan darurat karena banyak rumah sakit di Jabodetabek kesulitan untuk menampung pasien. “Ya di pekan ini memang situasinya yang cukup, kalau mau bilang dikatakan krisis darurat ya bisa jadi ya,” kata Harif.

“Karena apa? Karena lihat bahwa beberapa rumah sakit, khususnya kami pantau di Jabodetabek ini sudah cukup penuh, bahkan itu UGD itu menjadi ruang rawat ya,” imbuh dia. Harif mengungkapkan, banyak rumah sakit membutuhkan tenaga perawat tambahan.

Menurutnya, DKI Jakarta membutuhkan sekitar 923 perawat tambahan untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

“Tambahan sementara itu 923 perawat hanya untuk kebutuhan rumah sakit daerah saja, di RSUD. Belum lagi yang untuk di luar DKI itu sekitar dua ribuan kita butuhkan,” ujarnya.

Padahal, Harif mengatakan, rekrutmen untuk tenaga perawat baru belum ada. Ia khawatir tenaga kesehatan akan kewalahan apabila lonjakan kasus Covid-19 tetap berlanjut.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved