Berita Bali

Terkait Pembelajaran Tatap Muka, Kadisdikpora Bali: Selain Zona Merah Akan Tetap Dilaksanakan PTM

Situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Bali membuat kegiatan PJJ masih menimbulkan pro dan kontra

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ragil Armando
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa - Terkait Pembelajaran Tatap Muka, Kadisdikpora Bali: Selain Zona Merah Akan Tetap Dilaksanakan PTM 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi di wilayah Indonesia tak terkecuali di Bali membuat kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih menimbulkan pro dan kontra.

Kadisdikpora Bali, Dr Drs Ketut Ngurah Boy Jayawibawa M.Si menyebut, sebagian besar para orangtua berkeinginan agar anaknya segera mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

Namun di sisi lain, tidak sedikit para orangtua yang masih khawatir dengan dilakukannya pembelajaran tatap muka (PTM), mengingat situasi pandemi masih belum kunjung usai.

Menyikapi hal ini, Dinas Pendidikan tetap melakukan PTM di bulan Juli 2021 mendatang, sesuai SKB 4 Menteri dengan sistem on-off 50 persen dan pembatasan di masing-masing kelas untuk menghindari kerumunan.

Baca juga: Direktur SD Kemendikbud Maklumi Kekhawatiran Orangtua Melepas Anaknya Ikut PTM Terbatas

Namun begitu, kebijakan ini tidak terlepas dari dinamika perkembangan kasus Covid-19, sehingga pihaknya selalu berkoordinasi dengan masing-masing sekolah di daerah dan Satgas Penanggulangan Covid-19.

"Kami tidak menampik adanya penundaan rencana kegiatan PTM, karena hal itu tergantung dari dinamika perkembangan Covid-19 di tiap-tiap daerah, selain zona merah akan tetap dilaksanakan PTM. Pihak sekolah juga memberikan opsi kepada para orangtua, apa mau melaksanakan PTM atau PJJ," ujar Kadisdikpora Bali, Dr Drs Ketut Ngurah Boy Jayawibawa M.Si pada Kamis 24 Juni 2021.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Bali, terkait adanya lonjakan kasus Corona, Boy mengatakan, pihaknya mengimbau kepada para orangtua agar mengikuti kebijakan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan bersama.

"Kami imbau kepada para orangtua siswa agar tidak terprovokasi dan mengikuti kebijakan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan anak-anak kita," tambahnya.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya mengungkapkan, bahwa lonjakan angka Covid-19 di Bali tidak terlepas dari seruan work from Bali (WFB).

Bahkan tidak hanya WFB, kunjungan turis lokal atau pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang berlibur ke Bali juga dikatakan mempengaruhi hal tersebut.

"Seruan bekerja dari Bali atau WFB hingga kunjungan turis lokal atau PPDN yang berlibur ke Bali dinilai menjadi sebab kasus Covid-19 di Bali melonjak drastis," sebut Teja.

"Untuk itu perlu memperketat pintu keluar masuk Bali, lebih mentaati protokol kesehatan dan mengoptimalkan vaksinasi serta traching terhadap pelaku perjalanan dan kerumunan," tambahnya.

Selain itu, Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, meneruskan terkait adanya lonjakan Covid-19 di Bali, langsung diantisipasi oleh pihaknya.

Baca juga: Progres Vaksinasi Covid-19 di Buleleng Bali Baru Mencapai 40 Persen

Ketut Suarjaya menyebut telah melakukan langkah-langkah untuk menekan penyebaran Covid-19 di Bali dengan memperketat pintu-pintu masuk ke wilayah Bali.

"Pemerintah dalam hal ini telah melakukan upaya penekanan penyebaran Covid-19 di Bali dengan memperketat pintu-pintu masuk, terutama yang datang dari Zona Merah," timpalnya melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Bali.(*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved