Corona di Indonesia
Varian Delta yang Sangat Menular Ditemukan Hampir di Semua Kota di Pulau Jawa
Dilaporkan, varian B.1617 yang pertama kali diketahui di India ini memiliki kecepatan penularan enam kali lebih cepat bila dibandingkan varian Alfa.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Juru Bicara Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi MEpid menyebut saat ini hampir di seluruh kota di Pulau Jawa telah ditemukan varian Delta yang sangat menular.
"Hampir semuanya sudah kita ketemu adanya varian Delta," ujar Nadia dalam diskusi virtual, Selasa 29 Juni 2021.
Ia mengatakan, hal ini menjadi satu faktor yang mempercepat kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia bila dibandingkan situasi di bulan Desember sampai dengan Januari 2021.
"Kita lihat ini bulan itu seperti DKI Jakarta, daerah jumlah tertinggi bahkan dua kali lipat dari jumlah yang sebelumnya ditemukan di Desember dan Januari," ungkapnya.
Baca juga: Waspadai Gejala Covid-19 Varian Delta, Ini Ciri-ciri Dan Perbedaan Gejalanya
Baca juga: Varian Delta Kuasai 75 Persen Sirkulasi Virus Bulan Ini, Ahli Sebut Berpeluang Besar Masuk Bali
Varian Delta dalam sejumlah penelitian dinyatakan memiliki sifat yang mudah menular.
Dilaporkan, varian B.1617 yang pertama kali diketahui di India ini memiliki kecepatan penularan enam kali lebih cepat bila dibandingkan varian Alfa.
"Varian baru lebih cepat menular dan kita tahu bahwa varian baru ini memang kecepatan penularannya itu bisa enam kali dari varian Alfa. Jadi ini yang tentunya membuat peningkatan kasus kita berjalan secara eksponensial. Kita bisa lihat sekarang penemuan kasus kan menyentuh angka 20 ribu, 21 ribu, di atas 15 ribu beberapa hari ini," paparnya.
Meski demikian, belum ada bukti ilmiah bahwa varian Delta dapat menurunkan tingkat efikasi vaksin yang ada seperti Sinovac maupun AstraZeneca.
"Belum ditemukan bukti yang cukup ya bahwa varian Delta ini kemudian menyebabkan terjadinya pengurangan dari efikasi vaksin," kata dr Nadia.
Tinggal di Rumah
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Slamet Budiarto juga menegaskan bahwa varian Delta gampang menular.
Ia mengingatkan masyarakat agar tetap berada di rumah dan mengurangi mobilitas.
"Varian Delta ini sangat infeksius sekali. Masyarakat stay at home. Jangan keluar rumah. Kalau pemerintah tidak mau PSBB di awal pandemi lalu, keluarga sendiri saja yang menerapkan. Jangan ke luar rumah," kata dr Slamet dalam diskusi virtual.
Ia menilai, meroketnya kasus yang terjadi saat ini membuktikan bahwa varian Delta sebagai faktor penyumbang kasus hingga menyentuh di atas 20 ribu sehari.
"Kesimpulannya menurut kami sudah tiga kali serangan. Pertama Maret-April 2020, Desember-Januari, dan sekarang ini serangan ketiga," kata dr Slamet.
