Corona di Bali
PPKM Darurat Diterapkan di Denpasar, Penjual Lumpia di Pantai Sanur ‘Menangis’
PPKM Darurat membuat semua aktivitas liburan harus terhenti termasuk di Pantai Sanur, Denpasar, Bali.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PPKM Darurat membuat semua aktivitas liburan harus terhenti termasuk di Pantai Sanur, Denpasar, Bali.
Ditutupnya pantai ini juga berdampak pada pedagang kecil yang berjualan di pantai.
Salah satunya adalah pedagang lumpia yang biasanya mengandalkan pengunjung pantai untuk bisa membeli lumpia yang dibawanya.
Hal itu dialami oleh penjual lumpia di Pantai Sanur, Desak Made Kerti, yang sudah berjualan sejak 15 tahun lalu.
Baca juga: Beri Imbauan PPKM Darurat, Petugas Aktif Menyisir Obyek Wisata Pantai di Wilayah Kuta
Meski ia tahu masyarakat tak bisa ke pantai untuk liburan karena pantai ditutup, namun ia tetap mencoba untuk berjualan.
Ia berharap ada satu atau dua orang yang lewat semisal orang yang ingin menyeberang ke Nusa Penida atau nelayan di sana yang membeli lumpianya.
Hari ini ia membawa 50 biji lumpia dan mengurangi produksi sejak pandemi mulai melanda.
Dulu sebelum pandemi ia biasanya membawa 150 biji lumpia dan itu bisa ludes dalam sehari atau bahkan kurang.
“Sekarang cuma bawa 50 biji saja dan masih utuh belum ada yang membeli dari tadi. Biasanya ada saja, apalagi sekarang hari Minggu,” kata Desak, Minggu 4 Juli 2021.
Dalam hatinya jelas perempuan asal Klungkung ini merasa sedih karena tak ada pembeli.
Namun ia mengaku tak sendiri mengalami hal ini, karena ada puluhan pedagang lain yang juga mengalami hal yang sama.
“Di sini kami punya kelompok dan semua juga bernasib sama. Sebenarnya sedih, tapi mau bagaimana lagi, semua kelompok pedagang di sini juga mengalami hal yang sama,” katanya.
Dan jikapun ia tak diberikan berjualan di pantai karena pantai ditutup, dirinya pun akan mengikutinya.
Ia tak punya kuasa untuk melawan, selain hanya manut dengan aturan yang ada.