Corona di Indonesia

Varian Delta Merambah Luar Jawa, Sudah Tersebar di Sembilan Provinsi

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, varian baru virus corona itu kini tidak hanya ditemukan di pulau Jawa, namun juga sudah merambah hingga ke luar Jawa.

Editor: DionDBPutra
Dok. BNPB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menkes mengatakan, varian baru virus corona sudah menyebar hingga ke luar Pulau Jawa. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA– Virus corona varian Delta kini menjadi momok baru penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, varian baru virus corona itu kini tidak hanya ditemukan di pulau Jawa, namun juga sudah merambah hingga ke luar pulau Jawa.

”Kita sudah coba memperketat sejak 11 Mei ditetapkan WHO. 13 Mei Lebaran, seminggu kemudian (kasus Covid-19) sudah naik dengan cepat. Kekhawatiran kami ke depannya bagaimana? Kita sudah melihat daerah-daerah, provinsi di luar Jawa yang memang terlihat jumlah kenaikan kasusnya extraordinary," kata Budi dalam raker secara virtual bersama Komisi IX DPR, Senin 5 Juli 2021.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh Virus Covid-19 Varian Delta, Mampu menyebar Lewat Udara

Baca juga: Lebih 11 Juta Warga Australia Terjebak Lockdown Akibat Kasus Baru Covid-19 Varian Delta

Varian Delta masuk ke Indonesia sejak Maret 2021. Pada saat itu WHO belum mengklasifikasikan varian Delta sebagai Variant of Concern atau varian berbahaya.

”WHO baru menyatakan ini varian berbahaya itu pada 11 Mei. Kemudian kita baru memperketat Genome Sequencing di daerah-daerah [dan] varian Delta ini sudah masuk. Di Jakarta waktu itu ada, di Karawang, Cilacap, Madura, dan ada di Bali," jelasnya.

Karena penyebaran varian Delta yang sudah meluas hingga luar Jawa, Budi meminta sejumlah provinsi melakukan Whole Genome Sequencing untuk mengamati apakah penyebaran varian Delta sudah terjadi di sana.

”Ada dua provinsi di Kalimantan yang saya minta diperiksa, yaitu Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, dan ada empat provinsi di Sumatera, yaitu Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung. [Jadi] ada lima [provinsi di Sumatera]," ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya tengah mempercepat pengecekan whole genom sequencing sebagai antisipasi meluasnya varian tersebut.

"Jadi ada beberapa provinsi yang saya sudah minta segera WGS lebih cepat sama seperti yang kita lakukan sebelumnya untuk mengamati apakah penyebaran ke arah sana juga," terang Budi.

Ia memaparkan, pola penyebab varian delta ini cukup mengkhawatirkan, di mana pertama ditemukan Jakarta, Cilacap, Karawang, Madura. "Kita perlu antisipasi dan lebih hati-hati apakah penyebaran Delta ini sudah sampai di sana mungkin (7 provinsi itu)," jelasnya.

Terkait varian Delta ini, sebelumnya Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa 90 persen kasus Covid-19 di DKI Jakarta berasal dari virus Corona varian Delta.

"Dari data yang kami dapat bahwa 90% di Jakarta itu sudah varian Delta," kata Luhut dalam konferensi pers pada Senin malam 5 Juli 2021.

Karena itu, Luhut meminta warga tidak main-main dengan penanganan Covid-19. "Jadi varian Delta sudah ada 90 persen di kita. Jadi kalau kita bermain-main, seperti yang saya katakan tadi pasti bisa kena di sekeliling Anda," katanya.

"Kalau kita simak mungkin tahu lalu, orang yang kena COVID itu adalah di luar lingkaran kita kebanyakan. Sekarang itu sudah banyak di lingkaran kita. Jadi keadaan ini sudah parah dan kita harus bekerja sama," kata Luhut.

Berdasarkan data yang dimiliki Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), hingga 6 Juli 2021 terdapat 436 kasus terkonfimasi positif Covid-19 akibat varian Delta. Sebanyak 436 kasus positif Covid-19 dengan Varian Delta ini tersebar di 9 Provinsi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved