Sosok Hanoman Merah, Ini Kisah Mistis Cagar Budaya Candi Tebing Jukut Paku

Cagar budaya, Candi Tebing Jukut Paku, di wilayah Desa Singakerja, Ubud, juga memiliki kisah mistis nan unik untuk diungkap.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: M. Firdian Sani
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Suasana cagar budaya Candi Tebing Jukut Paku, di Desa Singakerta, Ubud, Gianyar. 

Untuk itu, orang yang ke lokasi ini dan masuk ke dalam areal candi diharuskan dalam kondisi bersih.

Tidak sedang datang bulan, atau bersih dari kesebelan baik keluarga yang meninggal atau kesebelan lainnya.

Selain candi sebagai saksi sejarah, ada pula dua pancoran mengapit candi di sana.

Airnya langsung dari dalam tanah, dan bisa langsung diminum.

“Banyak yang datang nunas tirta, melukat, lalu untuk pebayuhan,” katanya.

Di sebelah utara, ada air terjun yang dibuat muda-mudi di sana.

Ini Kisah Mistis Laut Bali Utara, Kawasan Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402

Untuk yang datang, disediakan kotak donasi dan bisa memberikan dana punia seikhlasnya.

Sementara di bawahnya, adalah Sungai Wos yang satu aliran dengan sungai dari Campuhan Ubud.

Muara sungai ini di pantai Ketewel.

Sehingga lokasi ini sangat cocok, dijadikan wisata spiritual atau wisata religi.

“Sungai di bawah juga disakralkan oleh penduduk sekitar (desa pakraman), karena memang di utara dekat jembatan kerap digunakan sebagai lokasi nganyut dalam rentetan upacara ngaben,” jelasnya. 

Sementara itu, terkait Pura Penataran Agung Jukut Paku, memang dikenal masyarakat luas.

Baca juga: Sarwendah Cerita Kejadian Mistis Setelah Syuting, Gunting Menancap, Bekas Telapak Tangan saat Mandi

Adanya lingga yoni di kembar di dalam pura tersebut, membuat banyak pamedek datang untuk sembahyang. Meminta perlindungan, keselamatan, rezeki, dan lain sebagainya.

“Ada penekun spiritual dari Mengwi, datang dan semedi di pura. Merasakan angker dan energi kuat di pura, lalu ia sampai menyembah di dasar pelinggih,” katanya.

Ia pun menjelaskan, bahwa pelinggih lingga yoni kembar ini sudah ada sejak lama bahkan sebelum pria paro baya ini lahir.

Bhatara-bhatari yang berstana di pura, diantaranya Ida Ratu Pura Penataran, dan Ida Ratu Gede yang disungsung masyarakat sekitar. (*)

Ikuti berita menarik lainnya di Tribun Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved