Wawancara Tokoh
Kisah Juru Parkir Cantik Kadek Rita di Bali, Sampai Ada yang Ngajak Nikah
Kadek Rita terlihat sibuk mengatur keluar masuk mobil maupun motor di tempat parkir.
Penulis: Rizal Fanany | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Malu sih tidak, karena waktu Maret lalu sedih lihat anak-anak tidak bisa jajan, bahkan nyari uang Rp 200 saja susah. Jadi saya pikir, buanglah gengsi. Ngapain juga malu. Lagian tidak mencuri. Cuma masih canggung dan bingung karena tidak tahu arah mobil. Lalu diajari suami gimana caranya mengatur kendaraan,” ungkapnya.
Ia sempat disarankan untuk beralih profesi dan mencari pekerjaan lain.
Setelah ia pertimbangkan pekerjaan menjadi juru parkir saat ini tepat baginya.
"Dulu sempat disarankan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Setelah saya pertimbangkan, saya tetap kerja ini aja. Soalnya jam kerjanya singkat. Kalau ada hal mendesak di rumah, bisa segera pulang karena lokasi rumah dekat dengan tempat kerja," katanya.
Ia mengisahkan, bekerja menjadi juru parkir banyak dari pengendara yang mengira ia adalah laki-laki.
Setelah tahu yang sebenarnya, tidak sedikit yang berusaha menggodanya.
Bahkan ada yang sampai bolak-balik parkir hanya untuk iseng menggodanya.
“Banyak yang mengira dulu saya laki-laki. Setelah tahu saya perempuan, ada banyak yang menggoda. Bahkan dulu ada yang bilang, jangan jadi juru parkir, jadi istri saya saja,” kisahnya.
Rita mengungkapkan pekerjaanya tidak ada hari libur.
"Tidak ada libur. Bekerja setiap hari karena tokonya kan buka setiap hari. Kalau ada renovasi dan sejenisnya, baru libur. Dan kalau ada keperluan keluarga atau urusan lain, bisa minta libur," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Mpu Kuturan dan Dang Hyang Nirartha Dalam Menyatukan Sekte di Bali
Saat bekerja ia mendapatkan shift siang, yakni pukul 13.00-18.00 Wita.
Tantangan yang ia hadapi harus berpanas-panasan melawan terik matahari.
“Pernah sih saat lagi ngedrop saya merasa capek, tapi dijalani saja. Toh hanya 5 jam. Cepat. Pernah sampai haus banget, pengen ke kamar kecil tapi takut ditinggal karena lumayan bisa hilang Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Apalagi pas sedang ramainya sekitar pukul 16.00 sampai 18.00 Wita,” bebernya.
Selama tiga setengah bulan bekerja ada suka duka yang dialami.
Terkadang pengendara membayar lebih biaya parkir.