Berita Denpasar
UPDATE Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar, Kapolresta: Di Bali Tidak Ada Premanisme Lagi
UPDATE Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar, Kapolresta: Di Bali Tidak Ada Premanisme Lagi
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Isu premanisme atau yang kerap diidentikkan dengan kelompok atau oknum ormas kembali menyeruak dan menjadi perbincangan publik Bali.
Hal itu menyusul setelah kasus pembunuhan yang menewaskan Gede Budiarsana (34) di Jalan Subur, Denpasar Barat, Bali, pada Jumat 23 Juli 2021.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan premanisme dalam kasus tersebut.
"Terimakasih atas dukungan dari media dan masyarakat, kita bisa segera memproses peristiwa yang terjadi."
"Mohon bantuan media juga untuk diluruskan, jadi kita sudah komitmen termasuk dibawah pimpinan Kapolda Pak Putu Jayan, bahwa di Bali tidak ada premanisme lagi."
"Jadi bahasa ormas yang selama ini identik dengan premanisme, ini tidak ada," tegas Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Sabtu 24 Juli 2021 terpisah.

Terkait kasus pembunuhan di Jalan Subur Denpasar, polisi memastikan penyebab cekcok yang berujung tewasnya Gede Budiarsana dipicu masalah finance. Tepatnya karena kemacetan pembayaran kredit motor antara debitur dan kreditur.
"Jadi motifnya adalah kasus finance antara debitur dan kreditur. Dimana ada kemacetan dalam pembayaran angsuran."
"Kemudian oleh pihak finance menyuruh oknum-oknum tertentu untuk bisa membantu mereka menarik," ujar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Sabtu 24 Juli 2021.
5 Tersangka Lainnya Menyerahkan Diri
Perkembangan terkini, kasus pembunuhan di Jalan Subur Denpasar yang ditangani Polresta Denpasar, Polsek Denpasar Barat dan dibantu Polda Bali tersebut sudah menetapkan enam tersangka.
"Keenam orang itu sudah kita amankan, statusnya tersangka," terang Kapolresta Denpasar.
Semula satu tersangka berinisial Wayan S telah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian, tak lama setelah kejadian.
Baca juga: Setelah Wayan S, Polisi Tetapkan 5 Tersangka Lainnya Kasus Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar
Setelah penyelidikan lebih lanjut, ada lima orang yang datang dan menyerahkan diri karena terlibat peristiwa penganiayaan terhadap DH dan pembunuhan Gede Budiarsana.
"Jadi, puji Tuhan dari keenam tersangka, lima menyerahkan diri jadi gantlemen mereka. Mereka dengan gantle menyerahkan diri dan siap mempertanggung jawabkan sesuai proses yang berlaku," tambah Jansen.
Untuk diketahui, korban lainnya dari kasus ini adalah Ketut Widiada alias Jro Dolah atau berinisial DH yang merupakan kakak dari Gede Budiarsana.
Belakangan diketahui bahwa kakak Gede Budiarsana itu juga mengalami luka pada kepala.
Saat ini, DH dikabarkan sudah kembali ke rumah usai mendapat perawatan di RSUP Sanglah Denpasar.
"Korban DH sudah balik ke rumah setelah mendapat perawatan di RSUP Sanglah. Sementara pelaku masih ditangani di Polresta Denpasar," ujar sumber Tribun Bali, Sabtu 24 Juli 2021.
Terpisah, Kasubag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna mengatakan, pasien atas nama Ketut Widiada sudah pulang kemarin pada Jumat 23 Juli 2021, pukul 20.34 Wita.
"Atas nama ini (Ketut Widiada) usia 37 tahun sudah pulang jam 20.34 Wita kemarin. Yang pasti atas nama tersebut sudah pulang," katanya pada, Sabtu (24 Juli 2021).
Dijelaskan, pasien tersebut sudah mendapatkan pemeriksaan dari dokter bedah serta beberapa jahitan luka-luka.
"Dapat pemeriksaan dari bedah dan jahitan luka-luka. Saya tidak mengetahui jahitan di sebelah mana, karena pasien sudah pulang," tambahnya.
Seorang Satpam
Diberitakan sebelumnya, perkelahian antara dua orang pria dengan kelompok debt collector terjadi di kawasan Monang Maning, Desa Tegal Harum, Denpasar, Bali, Jumat 23 Juli 2021, sekitar pukul 15.00 Wita berujung tragis.
Pemicu perkelahian itu diduga karena urusan kredit yang macet.
Informasi yang dihimpun Tribun Bali, debt collector hendak menarik unit sepeda motor di satu pihak, dan pihak lainnya tidak terima motornya ditarik.
Keributan pun berujung tragis dengan tewasnya Gede Budiarsana (34).
Gede Budiarsana tewas tergeletak bersimbah darah di tengah badan jalan di Jalan Subur, Desa Tegal Harum, Denpasar.
Foto-foto tewasnya Gede Budiarsana yang tergeletak bersimbah darah di tengah badan jalan itu juga sempat beredar luas di media sosial.
Warga di sekitar lokasi maupun yang sedang melintas saat kejadian pun sempat memadati lokasi kejadian.

Diketahui, Gede Budiarsana yang berasal dari Kubutambahan Buleleng tersebut bekerja sebagai security atau satpam di sebuah tempat hiburan di Denpasar.
Perbekel Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana membenarkan jika Gede Budiarsana (34) korban pembunuhan di simpang jalan Subur-Jalan Kalimutu, Tegal Harum, Denpasar, merupakan warga asal Banjar Dinas Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Dikonfirmasi melalui saluran telepon, Pariadnyana mengatakan, korban sebelumnya memang sempat tinggal dan bekerja di Denpasar sebagai satpam.
Baca juga: SISI LAIN Kasus Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar, Kakak Korban Sempat Selamatkan Diri Naik Ojol
Namun karena pandemi Covid, korban lebih sering pulang ke kampung halamannya di Banjar Dinas Kubuanyar.
"Akhir-akhir ini korban sering kok ada di rumahnya. Dia sebelumnya kerja jadi satpam, mungkin di hotel Denpasar. Karena Covid, dia pulang ke Buleleng," ucapnya.
Mengetahui warganya tewas dengan kondisi mengenaskan, Pariadnyana pun bergegas mendatangi RSUP Sanglah Denpasar, untuk melihat kondisi korban, serta mencari tahu penyebab tewasnya.
"Saya sedang di rumah sakit. Belum tahu kapan bisa dibawa pulang jenazahnya. Masih koordinasi dengan keluarga dan pihak kepolisian," katanya, Jumat (23/7/2021). (riz/sar/rtu)