Berita Bali

Harap-harap Cemas Pelaku Pariwisata di Bali, Mungkinkah PPKM Level 4 Tidak Diperpanjang Lagi?

Harap-harap Cemas Pelaku Pariwisata di Bali, Mungkinkah PPKM Level 4 Tidak Diperpanjang Lagi?

Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Suasana Pantai Double Six, Seminyak, Badung, yang mulai dipadati pengunjung, Kamis (30/7/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Hari ini masyarakat kembali menunggu Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

Jika tidak kembali diperpanjang, kebijakan PPKM Level 4 sejatinya akan berakhir hari ini, Senin (2/8/2021).

Seperti diketahui, kebijakan tersebut diambil pemerintah sebagai respons atas melonjaknya kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.

PPKM Level 4 atau yang sebelumnya bernama PPKM Darurat diberlakukan sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021.

Setelah itu, PPKM Darurat diperpanjang hingga 26 Juli dan diperpanjang lagi hingga 2 Agustus 2021.

Adanya berbagai pembatasan selama penerapan PPKM tak pelak membuat roda perekonomian masyarakat sulit bergerak. 

Di Bali, pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih ini telah memukul telak sektor pariwisata.

Terlebih lagi, industri turisme selama ini sudah kadung menjadi tulang punggung perekonomian warga.

Kesulitan bukan hanya dialami oleh warga yang mengandalkan sektor usaha kecil; namun juga para pemilik vila maupun hotel.

Sejumlah pengendara melintas di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Senin 19 Juli 2021.
Sejumlah pengendara melintas di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Senin 19 Juli 2021. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Seperti dikatakan seorang pemilik vila di Ubud, Ni Kadek Sumiati. Kata dia, sebelum PPKM diberlakukan, biasanya ada saja yang menginap.

"Bule ada, tapi kebanyakan domestik. Tapi sejak dimulainya PPKM darurat hingga PPKM Level 4 kosong," ujarnya.

"Saya raya seperti PPKM tidak diperpanjang, karena saya lihat kurang efektif. Karena malahan saya lihat sejak PPKM, pasien covid-19 semakin banyak. Belum lagi ekonomi kita semakin buruk," tandasnya.

Pengusaha hotel dari Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra juga mengungkapkan keluhan yang sama.

Susruta mengaku sudah ngos-ngosan menghadapi pandemi karena industri pariwisata tiarap.

Apalagi saat ini tamu yang datang sudah nol, sementara biaya operasional harus tetap bayar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved