Wiki Bali
Sad Kerti, Salah Satu Jalan Umat Hindu untuk Menuju Moksa
Banyak jalan menuju Roma, demikian pepatah yang sangat terkenal di tengah-tengah masyarakat.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Kemudian Jagat Kerti, yaitu usaha untuk membuat jagat atau wilayah, atau yang lebih luas di negara ini menjadi shanti atau suci.
"Karena kita berusaha menjaga kesucian tempat atau negara ini dari kekotoran-kekotoran akibat perbuatan-perbuatan yang tidak baik, seperti kriminal, pencurian, pemalsuan, korupsi, pertentangan dan lain-lainnya, agar jagat raya kita ini betul-betul shanti," jelas beliau.
Hal ini bisa dilakukan dengan adanya acara Dharma Shanti, pelaksanaan kerukunan umat beragama, dan hidup saling pengertian, menaati peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan secara spritual dilaksanakan dengan pecaruan, seperti Tawur Agung, Ekadasa Rudra, dan lain sebagainya.
"Apabila hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hati suci tulus ikhlas maka jagat ini betul-betul akan menjadi shanti," tegas mantan jurnalis ini.
Samudera Kerti, yaitu usaha dan laksana membuat samudera atau laut menjadi bersih.
Misalnya bersih dari sampah, bersih dari pertengkaran laut karena ingin saling menguasai, bersih dari pengerusakan terumbu karang, bersih dari pengeboman, serta pengerusakan biota laut dan lain sebagainya.
"Pelaksanaan dan usaha yang harus kita lakukan adalah, tidak melakukan perbuatan pencemaran laut dengan membuang limbah berbahaya, tidak melakukan pengeboman laut, tidak merusak terumbu karang. Kita harus berusaha mencegah kerusakan terumbu karang dengan penanaman kembali," ucap ida rsi.
Lalu menjaga sempadan pantai dan lain-lainnya.
Sedangkan usaha secara spritual adalah melakukan upacara mapekelem di laut. Sehingga terjadi keseimbangan alam semesta.
Ada pula Wana Kerti, yaitu usaha-usaha untuk menyucikan hutan, dengan pelaksanaan pelestarian hutan.
Misalnya tidak merusak dan tidak menebangi atau membabat hutan.
Menjaga keberadaan habitat yang hidup di hutan seperti burung, kera, babi hutan, menjangan, binatang-binatang melata, tidak terjadi perburuan satwa liar.
Sehingga keseimbangan ekosistem terjaga, air akan terjaga, hutan menjadi bersih, suci dan shanti.
Secara spritual juga dilaksanakan upacara Wana Kertih, atau upacara pecaruan dan pelepasan binatang liar, untuk menjaga keseimbangan ekosistem.