Berita Badung

Monyet atau Kera Putih yang Muncul di Pecatu? Kenapa Bisa Berwarna Putih, Begini Penjelasannya

Terkait kemunculan kera putih atau albino atau lebih dikenal dalam pewayangan sebagai hanoman di sekitar Pura Selonding yang merupakan Pura Prasanak

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: M. Firdian Sani
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Monyet putih saat berada di sekitar Pura Selonding Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Terkait kemunculan kera putih atau albino atau lebih dikenal dalam pewayangan sebagai hanoman di sekitar Pura Selonding yang merupakan Pura Prasanak Ida Betara Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung viral di media sosial.

Kepala Balai KSDA Bali, Dr. R. Agus Budi Santosa, S.Hut., MT menyampaikan berdasarkan anatomi monyet tersebut masih dikategorikan sebagai monyet ekor panjang.

"Itu bukan kera tapi monyet. Kera tidak berbuntut seperti orangutan, owa, gorilla dan lain2, sedangkan monyet berbuntut. Makanya jenis monyet di Pecatu itu adalah monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis," Agus Budi kepada tribunbali.com, Jumat 6 Agustus 2021.

Ia menambahkan monyet tersebut dicurigai mengalami kelainan genetik yaitu albino atau leukisme yang dapat dibedakan dari matanya.

Update: Bendesa Adat Pecatu Akui Terakhir Jumpai Monyet Putih 10 Tahun Lalu di Lokasi yang Sama

"Albino merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan pigmen melanin sebagai pelindung dari sinar matahari, sedangkan leukisme adalah kondisi hilangnya sebagian pigmentasi yang membuat hewan berwarna putih, belang atau pucat pada bagian kulit, rambut atau bulu," jelas Agus Budi.

Namun kondisi ini tidak berpengaruh pada mata.

Hewan dengan kelainan genetik seperti ini cenderung di tolak dari kelompok.

Diberitakan sebelumnya, dengan kemunculan monyet putih itu, pengempon Pura Luhur Uluwatu dan Bendesa Desa Adat Pecatu menggelar persembahyangan memohon keselamatan dan berharap ini merupakan pertanda baik agar perekonomian serta pariwisata Bali dapat pulih kembali.

Saat pengempon Pura Luhur Uluwatu dan Bendesa Adat Pecatu I Made Sumarta tiba di Pura Selonding wanara petak atau monyet putih itu tidak terlihat sama sekali, namun saat mereka membicarakan wanara petak tak lama muncul di sekitar area Pura.

Soal Munculnya Monyet Putih di Pecatu, Berikut Tanggapan Jero Bayu Gendeng

"Hari ini kami bersama-sama menggelar persembahyangan kesini dan tangkil di Pura Selonding ini tak lain adalah menanggapi kemunculan monyet putih atau wanara petak. Pura Selonding ini adalah salah satu Pura Prasanak Ida Betara Luhur Uluwatu," ujar Pengempon Pura Luhur Uluwatu, IGN Jaka Pratidnya.

Ia menyampaikan dengan munculnya monyet putih ini besar harapan kami selaku warga masyarakat Pulau Bali memohon kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa supaya pandemi Covid-19 sekarang dapat segera berakhir, semua upaya Pemerintah telah dilakukan tetapi perekonomian morat marit dan kehidupan masyarakat sekarang serba kekurangan.

"Mohon kiranya dengan kemunculan wanara petak ini bisa menyelamatkan kita semua di dunia ini. Seperti disampaikan oleh pemangku tadi, kemunculan wanara petak sangat jarang sekali. Jarang sekali keluar nah mungkin ini ada pertanda dan kami memiliki pemikiran yang positif karena kemana lagi kami mengadu selain ke Tuhan Yang Maha Esa," tutur Jaka Pratidnya.

Lebih lanjut ia mengatakan dengan kemunculan wanara petak ini menganggap pertanda positif dan pertanda baik, karena dengan munculnya kera putih jagat raya landuh, kerta sehingga apa yang sekarang sedang terjadi cepat berakhir.

Kera Putih Muncul di Pecatu, Pengempon Pura Luhur Uluwatu Yakini Merupakan Pertanda Baik

Dan kita semua dapat memulai kembali kehidupan normal seperti sebelum pandemi Covid-19, ekonomi pulih dan pariwisata Bali kembali bangkit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved