Berita Bangli
Anggaran Operasional Habis, Vaksinasi Rabies di Bangli ‘Mandeg’ di 30 Persen
Pelaksanaan vaksinasi rabies di Bangli, Bali, tidak mampu menyasar seluruh populasi anjing.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pelaksanaan vaksinasi rabies di Bangli, Bali, tidak mampu menyasar seluruh populasi anjing.
Pasalnya dari total populasi anjing sebanyak 59 ribu ekor lebih, realisasi vaksin hanya mencapai 30 persen.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma, membenarkan hal tersebut.
Ia mengungkapkan, alasan hanya 30 persen anjing yang divaksin lantaran keterbatasan anggaran operasional untuk tim vaksinator.
Baca juga: Bocah Meninggal Digigit Anjing Rabies, Anjing Dibunuh dan Dagingnya Dimakan Keluarga Korban
“Dengan demikian, total anjing yang mampu tervaksin hanya sebanyak 17.813 ekor, atau 30 persen. Yang paling banyak ada di Kintamani, yakni 12.131 ekor,” jelasnya, Minggu 8 Agustus 2021.
Dikatakan pula, 30 persen vaksinasi tersebut menyasar pada daerah-daerah yang teridentifikasi sebagai zona merah rabies.
Penetapan zona merah ini mengacu pada tahun sebelumnya.
Sarma juga mengatakan, selain zona merah pihaknya juga menyasar desa-desa di sekitar.
“Berdasarkan catatan tahun lalu ada 12 desa yang terkategori zona merah. Itu yang menjadi sasaran utama. Jika ditambah dengan desa sektiarnya, total ada 24 desa yang menjadi sasaran vaksinasi,” ungkapnya.
Alasan vaksinasi rabies juga menyasar desa di sekitar zona merah, ujar Sarma, untuk mengantisipasi penularan kasus.
Dikatakan pula, sejak awal tahun 2021 hingga kini kasus gigitan anjing masih terus terjadi.
Tercatat ada 20 kasus gigitan yang diterima oleh pihak Dinas PKP.
Dan 12 diantaranya, diketahui positif rabies.
“12 kasus tersebut, 10 diantaranya berasal dari Kecamatan Kintamani. Yakni di Desa Kintamani, Subaya, Pinggan, Batur Tengah, Catur, Binyan, Sukawana, Buahan, Batur Selatan, dan Terunyan. Sedangkan dua kasus lainnya, berasal dari Desa Tiga, Kecamatan Susut dan Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku. Gigitan di Desa Yangapi itu merupakan kasus terbaru yang terjadi pada tangga 15 Juni,” ucapnya.
Kendati anggaran operasional sudah habis, Sarma menegaskan pelayanan vaksinasi rabies masih bisa dilakukan.
Sebab sejatinya, jumlah vaksin rabies yang tersedia tergolong mencukupi.
“Kalau masyarakat mau kooperatif, membawa anjingnya di satu balai banjar untuk divaksin, kita bisa layani. Walaupun tanpa biaya operasional. Karena kita punya tenaga vaksin. Sebaliknya jika hanya individual, masyarakat bisa datang langsung ke Dinas PKP untuk mendapatkan vaksin rabies,” tandasnya. (*).
Baca juga: Diduga Ada Oknum Buang Anjing Rabies. Distanak Gianyar Gencarkan Vaksinasi
Kumpulan Artikel Bangli