Berita Gianyar
Pedagang Asongan di Bawah Umur Marak di Gianyar, Kepala Satpol PP: Kami Selalu Tertibkan
Sejak pandemi Covid-19, jumlah pedagang asongan yang masih di bawah umur marak di Kabupaten Gianyar, Bali.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI COM, GIANYAR - Sejak pandemi Covid-19, jumlah pedagang asongan yang masih di bawah umur marak di Kabupaten Gianyar, Bali.
Sebagian besar dari mereka (pedagang asongan) masuk ke kantor pemerintah hingga kantor DPRD Gianyar.
Mereka menjual tisu hingga jepit rambut.
Berdasarkan penelusuran Tribun Bali, Senin 9 Agustus 2021, diketahui beberapa diantara mereka merupakan bekas gepeng yang kerap berkeliaran di Ubud maupun Gianyar Kota.
Baca juga: Kisah Setyowati Pedagang Asongan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Ditimpa Pandemi dan Dirayu Sopir
Diduga karena hilangnya wisatawan sebagai ladang penghasilan mereka, merekapun meninggalkan aktivitas mengemis.
Bahkan menariknya, ketika ada yang memberikan mereka uang cuma-cuma untuk membeli makanan, anak-anak ini menolak.
Mereka hanya mau menerima uang dari hasil jualan mereka.
"Tidak mau, ambil dulu barangnya, baru saya ambil uangnya. Saya tidak mau dibilang pengemis," ujar seorang anak penjual asongan tersebut.
Apapun dagangan mereka jual dengan harga pasaran.
Seperti tisu kecil dijual seharga Rp 2.000 per buah, dan yang menengah dijual Rp 5.000 per buah.
Barang tersebut ditempatkan pada sebuah keranjang kecil yang dipikul.
"Tisu ini dikasih sama kakak. Disuruh jualan di sekitar sini," ujar salah satu dari mereka.
Di Gianyar, bocah-bocah itu mengaku tidur di pinggiran toko yang tutup di Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar.
Terkait pendidikan, mereka mengaku mengeyam pendidikan sekolah dasar di Karangasem.
Namun karena sekolah belajar di rumah, merekapun memanfaatkannya untuk berdagang asongan.