Berita Bangli
Satgas Covid-19 Bangli Siapkan Aplikasi Data Isolasi Desa, Pengerjaan Telah Mencapai 90 Persen
Satgas Covid-19 Bangli kini menyiapkan aplikasi khusus ditengah penerapan Isolasi Terpadu (Isoter) berbasis Desa.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Satgas Covid-19 Bangli kini menyiapkan aplikasi khusus ditengah penerapan Isolasi Terpadu (Isoter) berbasis Desa.
Aplikasi tersebut digadang-gadang mampu menunjukkan secara realtime data masyarakat di satu Desa yang masih menjalani isolasi.
Humas Satgas Covid-19 Bangli, I Wayan Dirgayusa saat dihubungi Jumat 13 Agustus 2021 membenarkan hal tersebut.
Ia menjelaskan secara umum aplikasi tersebut bertujuan untuk melihat jumlah orang yang diisolasi di setiap desa, serta titik koordinatnya.
"Termasuk juga apakah yang bersangkutan sudah diberikan bantuan atau belum, kapan di Swab, kapan selesai isolasinya," jelas dia.
Pria yang juga Kadis Kominfosan Bangli itu menambahkan, aplikasi ini dibuat dua hari lalu, dan saat ini sedang dalam pengembangan.
Dikatakan pula, aplikasi ini berbasis smartphone.
Sehingga perubahan data bisa dipantau secara real time.
Dirgayusa menegaskan, pembuatan aplikasi ini tidak membutuhkan anggaran karena pembuatan dan pengembangan aplikasi dilakukan langsung oleh programer dan tim IT yang dimiliki Dinas Kominfo.
"Sekarang sudah 90 persen, dan lagi dua hari selesai," katanya.
BACA JUGA: Pasca Ditetapkan Sebagai Tersangka Korupsi, Dua Pegawai PDAM Klungkung Ajukan Surat Pengunduran Diri
Berkenaan dengan Isoter Desa yang mulai diterapkan tanggal 12 Agustus, Dirgayusa mengatakan pada hari ini Satgas Covid-19 Bangli telah melakukan rapat evaluasi.
Terutama terkait dengan pengetatan SOP pelayanan isoter desa.
BACA JUGA: Polresta Denpasar Ringkus 31 Tersangka dari 26 Kasus yang Berhasil Diungkap
Pengetatan tersebut diantaranya terkait proses tracing dan pengiriman tes PCR.
Dimana pada sebelumnya dilakukan hanya pada hari kerja, saat ini tracing dan testing dilakukan setiap hari, tidak terkecuali hari libur.
"Termasuk juga pelaksanaan testing dan tracing yang semula dilakukan beberapa hari setelah terjadi kasus, sekarang harus segera dilakukan. Ini hanya terjadi di beberapa lokasi, tidak semua. Dan informasinya dikarenakan kekurangan tenaga," tegasnya.
BACA JUGA: Ditengah Gelombang Tinggi di Pantai Kuta, Nuri Kumpulkan Koin Bolong untuk Dijual
Selain itu materi pengawasan OPD di masing-masing Desa lebih diperjelas.
Dirgayusa mengatakan yang menjadi objek pengawasan dari OPD antara lain masalah fasilitas tempat isolasi, pengawasan pelayanan makan warga yang isolasi, pengawasan pelayanan plang isolasi, dan pengawasan pelayanan kesehatan.
"Yang juga menjadi rapat tadi adalah berkaitan dengan pelayan kesehatan. Khususnya jangkauan tenaga kesehatan saat terjadi ledakan kasus di satu desa. Dalam hal ini, kita membutuhkan tambahan tenaga untuk tracing dan swab," tandasnya. (*)