Berita Bali
Sempat Grogi Tapi Terkendali, Kolonel Pnb Putu Sucahyadi Komandan Upacara HUT RI di Istana Merdeka
Putu Sucahyadi menceritakan bagaimana awal mulanya ia bisa didapuk menjadi komandan upacara.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Merupakan sebuah kebanggaan bagi Bali, terutama Denpasar karena salah satu putra terbaiknya didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Selasa 17 Agustus 2021.
Ia adalah Kolonel Pnb Putu Sucahyadi SAP MSc MMS, lelaki kelahiran Denpasar 9 Oktober 1977.
Dihubungi Tribun Bali, Putu Sucahyadi menceritakan bagaimana awal mulanya ia bisa didapuk menjadi komandan upacara.
Putu menceritakan, awalnya dari semua korp TNI AU diminta untuk menunjuk perwiranya masing-masing dua orang.
Baca juga: Heningkan Cipta hingga Kibar Bendera di Udara di Bali, Peringati HUT ke-76 Kemerdekaan RI
Dirinya salah satunya yang ditunjuk untuk ikut seleksi.
Pada awal Maret 2021 dari 4 orang yang ikut seleksi, lulus 3 orang, termasuk dirinya.
“Saya dan dua rekan kemudian ikut seleksi di pusat di Gartap bersama-sama dengan matra darat, laut, dan udara lainnya,” katanya.
Setelah itu, pada Juli 2021 dari seleksi tersebut terpilih 8 orang dari 4 matra. Masing-masing matra terpilih 2 orang.
Ia menambahkan, seleksi dilakukan di Mabes AU, serta di Gartap dimana ia mengikuti berbagai rentetan seleksi mulai dari seleksi psikologi, kesehatan lengkap, baris-berbaris termasuk tes upacara seperti yang dilakukannya pada hari ini.
Selanjutnya ia harus mengikuti seleksi di Cibubur dan bergabung langsung dengan Paskibraka.
“Selanjutnya penilaian terakhir ada pada saat pelaksanaan gladi kotor sebanyak dua kali, dan dipilih siapa yang akan terpilih menjadi komandan,” katanya.
Pengumuman resminya dilaksanakan pada 15 Agustus 2021 sore untuk yang bertugas menjadi Komandan Upacara, dimana dirinyalah yang terpilih.
Sementara yang akan bertugas di Taman Makam Pahlawan Kalibata diumumkan pada 16 Agustus 2021 dini hari.
Selama menjadi Komandan Upacara, dirinya mengaku agak grogi, tetapi bisa ia kendalikan karena telah melalui serangkaian tes dan latihan.
“Perasaannya ya kalau nervous ya normal sebagai manusia biasa. Cuma bisa dikendalikan karena sudah tes psikologi, beberapa kali latihan sehingga bisa saya lewati dengan tetap tenang, percaya diri, tunjukkan yang terbaik dan astungkara berjalan lancar dengan baik,” katanya.